Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Senjata Pemusnah Massal dan Event ArtOs Nusantara

8 Mei 2023   18:16 Diperbarui: 8 Mei 2023   18:36 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi ArtOs

Senjata pemusnah massal itu sebenarnya bukan nuklir atau senjata kimia, tapi teknologi yang tidak dikendalikan dengan benar. Perlahan tapi pasti, teknologi akan membunuh manusia secara perlahan.

Akan ada banyak orang sakit, stres dan mati muda jadi korban teknologi. Stress akibat banyak mata pencaharian manusia yang mulai musnah tergantikan aplikasi. Mati muda karena radiasi, serangan jantung (akibat mager), atau memang apes.

Serbuan AI (Artificial Intelligence) sebuah teknologi kecerdasan buatan yang menciptakan sebuah karya seni secara instan sudah mulai menenggelamkan originalitas kita sebagai manusia.

Aplikasi berbasis AI sudah mulai diakses secara masif. Orang awam semakin sulit mendeteksi keaslian foto atau video yang beredar. Sing jelas hasil editan iku foto profilmu. Ngaku ae.

Jangan kaget kalau suatu hari nanti wajahmu diedit, dijadikan artis di video film porno bersama kakek Sugiono.

Bisa jadi di masa mendatang akan banyak hoax atau fitnah yang berpotensi chaos. Apalagi di tahun-tahun politik sekarang ini. Kemarin sudah ada foto Ganjar dan Maria Ozawa sedang berbussines of love.

Tuhan memberikan bakat pada manusia, tapi manusia malah mengerdilkannya.

Ketergantungan teknologi memang tidak bisa dihindari. Tapi kita bisa sekali-kali menjaga jarak dengan teknologi dengan melakukan sesuatu secara manual tradisional.

Sampai kapan pun karya seni tradisional masih lebih dihargai dibandingkan karya yang berbasis digital. Karena itu hasil dari bakat yang otentik pemberian Tuhan tanpa rekayasa teknologi. Kalau hanya tekad tanpa bakat, itu hanya membuat hari-harimu kiamat.

Makanya aku kasih lima jempol pada para pelaku seni dan atau budaya tradisional yang masih eksis berkesenian di tengah gempuran teknologi digital. Apik Mblo.

Salah satunya adalah event ArtOs (Art Osing) Nusantara yang kali ini sedang bersiap menyelenggarakan pameran seni yang dihelat pada tanggal 20-28 Mei 2023. Memanfaatkan Gedung Tua di kawasan pantai Boom Marina Banyuwangi yang ditetapkan jadi cagar budaya.

Sumber gambar: Dokumentasi ArtOs
Sumber gambar: Dokumentasi ArtOs

Pameran ini Insya Alloh akan memamerkan 50-an karya mulai dari seni lukis, seni patung, seni instalasi dan multimedia. Yang dikuratori oleh Wayan Seriyoga Parta, Samsudin Adlawi dan Imam Maskun yang juga sebagai ketua panitia ArtOs.

Gelaran ini disambut baik oleh bupati Banyuwangi, Hj. Ipuk Fiestiandini. Beliau berkomitmen bahwa pemerintah daerah siap mendukung, serta berharap ArtOs dapat menjadi ajang yang menegaskan posisi Banyuwangi sebagai daerah yang menyelaraskan seni budaya sekaligus sebagai destinasi pariwisata baru.

Bu Ipuk (sapaan akrab beliau) juga berharap seniman lokal Banyuwangi dapat merasakan pengalaman baru dari pertemuan para seniman Nusantara yang memiliki reputasi nasional, seperti; Djoko Pekik, Nasirun, Edi Sunaryo, Budi Ubruk, Ugo Untoro, Putu Sutawijaya, Hanafi Nyoman Erawan, Erica, Nyoman Sani, Maim dan lainnya. Suyat ora masuk.

Pertemuan dengan bupati banyuwangi, Hj. Ipuk Fiestiandini (Sumber: Dokumentasi ArtOs)
Pertemuan dengan bupati banyuwangi, Hj. Ipuk Fiestiandini (Sumber: Dokumentasi ArtOs)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga andil memberikan dukungan dana melalui Dana Indonesiana. Intinya, mendukung pemajuan kebudayaan Indonesia secara stabil dan berkelanjutan, termasuk perhelatan ArtOs Nusantara.

Pagelaran seni ini juga dimeriahkan Ki Fathur Gamblang, dalang sekaligus pelukis wayang kulit international putra asli daerah Banyuwangi. Beliau akan berkolaborasi dengan presiden jancukers, Sujiwo Tejo yang juga akan mendalang sekaligus misuh eh, melukis pada acara pembukaan pameran. Top begete.

Imam Maskun ainul yaqin bahwa ini akan menjadi sajian visual baru bagi medan seni rupa di Banyuwangi.

Well, sekali lagi salut pada para pejuang seni dan budaya yang tetap eksis di era teknologi digital dan menjaga originalitasnya sebagai manusia.

Ada saatnya untuk kembali pulang sebagai manusia apa adanya. Sekali-kali nang warung melaku atau nyepeda ontel. Ojok ngegas ngerem tok ae. Sekedar mengingatkan kita bahwa kita ini cuman manusia. Minimal membuatmu sehat.

Sing biasane berkarya digital, sekali-kali nggambar nang kertas atau ngelukis di kanvas. Jangan malah ikut-ikutan ber-AI ria. Haram jadah.

Nggak masalah ikut pameran atau enggak, yang penting berkarya dulu. Kakak kelasku yang dulu sering inbox ngasih semangat aku untuk berpameran, malah meninggal kena jantung karena terlalu bersemangat dalam berpameran.

Wis ah, selamat dan sukses buat ArtOs.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun