Harusnya ortu bersyukur punya anak yang berjiwa seni. Orang seni itu lebih peka terhadap keindahan. Wis pasti romantis. Di dalam kehidupan, keindahan itu suatu keharusan. Karena puncak kebenaran adalah keindahan.
Kalau ada orang bertamu ke rumahmu, kamu sudah seharusnya menyuguhkan minuman. Menyuguhkan minuman itu benar, tapi tetap harus indah. Nggak bisa kalau tamumu minumnya langsung dari teko, nyucup. Yang indah itu pakai gelas. Bahkan bawa gelasnya pun pakai nampan. Benar tapi kalau nggak indah ya nggak bisa disebut benar.
Makanya desain atau karya seni terapan yang bagus itu harus masuk secara estetika dan logika. Seni itu nggak bisa lepas dari kehidupan manusia. Nothing but art.
Kembali ke Hari Seni Rupa Banyuwangi.
Di puncak acara, yayasan Langgar Art dan ArtOs Nusantara gelar acara Malam Refleksi Seni Rupa. Semacam live konser alunan musik tradisional kreatif dari grup Epenk Jaz Patrol mengiringi penyanyi Osing Banyuwangi, Yons DD. Memainkan lagu-lagu Metallica eh, nggak ding.
Yayasan Langgar Art yang dikomandani Imam Maskun memberi penghargaan dua maestro seni rupa Banyuwangi yang karya lukis mendunia. Yakni, adalah (Alm) Mozes Misdi dan (Alm) Bani Amora.
Blambangan akan menjelma setelah lama terpenjara pandemi Covid.
Dengan banyaknya seniman Banyuwangi yang hadir malam itu, sepertinya tanda-tanda kebangkitan dunia seni rupa di BumiSelamat dan sukses buat terselenggaranya Hari Seni Rupa Banyuwangi. Salut buat Langgar Art yang sudah bersusah payah memfasilitasi gelaran mbois ini. Semoga kota-kota lain di Indonesia bisa mencontoh atau setidaknya terinspirasi oleh gelaran HSRB. Â Ayo kamu bisa Mboel!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H