Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bukber Tanpa Ngobrol Itu "Bid'ah"

1 April 2022   15:40 Diperbarui: 1 April 2022   16:02 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : YouTube/Nikita Willy Official 

Pertama kali membaca berita soal anjuran Satgas Covid-19 yang boleh bukber asal tidak ngobrol itu, aku langsung mesam-mesem. Wasyem

Mungkin maksudnya ngobrol yang intens tanpa masker untuk menghidari terjadinya penyebaran droplet yang memicu penularan Covid.

Kalau maksudnya tidak makan sambil ngobrol, itu sih sejak kecil kita sudah diajari. Jadi nggak perlu dihimbau. Kata simbah dulu memang kurang elok makan sambil ngobrol apalagi sambil ngaji.

Apakah mungkin yang dimaksud bukber ini buka-bukaan bersama. Kalau itu sih, asyiknya memang nggak usah pakai ngobrol.

Embuh wis. Yang jelas, Satgas Covid sedang menjalankan fungsinya, ngelingno raimu sing angel tuturane, bahwa Covid belum sepenuhnya sirna. Nggak tahu kapan akan sirna, karena tinggi rendahnya kasus Covid tergantung pada siapa yang mau dicovidkan. Ups.

Kalau kita di posisi mereka, pasti menyadari kalau jadi Satgas Covid-19 itu nggak mudah. Mengingatkan jadi bahan guyonan. Tidak mengingatkan jadi bahan cacian. 

Memang susah jadi petugas pemerintah yang selalu mengingatkan rakyatnya yang susah diatur. Karena bahasa tidak bisa sepenuhnya mewakili kehidupan.

Kalau dipahami sebatas kata, pasti akan terlihat konyol dan naif. Di situlah perlunya membaca dengan hati dan pikiran yang jernih.

Apalagi kalau sudah ada bibit kebencian, apapun yang keluar dari mulut seseorang yang kamu benci nggak akan masuk di pikiran dan hati. Sing kok trimo nang njero atimu iku dadi burek kabeh.

Untungnya aku Golput (ojok ditiru). Jadi bisa lebih jernih melihat.

Aku nggak yakin anjuran Satgas tadi dipatuhi. Tapi itu urusan belakang, yang penting Satgas sudah ngasih peringatan walau nantinya (pasti) dilanggar. Mereka harus terlihat kerja.

Menghadapi bangsa yang suka ngeyelan dan meremehkan ini adalah jangan pernah ngasih kelonggaran. Ingat dulu saat awal pandemi, dikasih libur untuk menghambat penyebaran Covid tapi malah pada piknik. Dobolll.

Kita ini bangsa yang banyak nongkrong dan ngobrol. Kalau ada acara makan bersama tanpa ngobrol itu "bid'ah" (jangan dipahami sebatas harfiah ya). Kecuali bukber di sekolah khusus anak difabel, mereka yang (maaf) bisu.

Aku sendiri nggak terlalu tertarik dengan bukber, lebih suka acara syawalan atau halal bihalal. Acara maaf memaafkan itu jauh lebih baik daripada acara "balas dendam" bersama.

Acara syawalan juga lebih panjang durasinya. Sedangkan bukber waktunya mepet. Keasyikan ngerumpi  bisa ketinggalan shalat terawih di masjid. Kecuali bukbernya di masjid.

Biasanya sebuah organisasi yang sudah mengadakan bukber tidak mengadakan acara syawalan. Karena dana acara syawalan sudah terkuras untuk bukber. Saldo hanya cukup untuk acara nangis bersama.

Lha wong bukbernya dibikin mewah. Makanannya super lengkap. Padahal berbuka hanya pakai takjil saja itu sudah mengenyangkan.

Aku juga bingung kalau ikut bukber, kok iso mangane akeh. Berhenti makan saat perut penuh sampai tenggorokan. Lha ya'opo, bukber gak mesti setaon pisan.

Kembali ke soal ngobrol.

Himbauan Satgas Covid di atas pasti nggak kaku. Kalau bukber dengan orang satu kos yang tiap hari ngobrol bebas tanpa masker, aku rasa kok fals kalau kita ikut himbauan tadi.

Jadi sekarang terserah kalian, mau menuruti himbauan Satgas atau tidak. Aku guduk bapakmu. Mau makan sambil ngobrol atau ngobrol sambil makan, monggo terserah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun