Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemerintah Nggak Becus Mengatasi Kelangkaan Minyak Goreng, Haruskah Ada Gerakan Bawah Tanah?

21 Maret 2022   12:28 Diperbarui: 21 Maret 2022   15:40 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : sumbar.inews.id

Jika mereka menemukan penimbunnya, barang yang ditimbun akan disita paksa dan dibagikan gratis kepada rakyat jelata yang membutuhkan. Nggak dijual lagi di pasar murah. Karena biasanya orang-orang kaya pada ikutan beli. Juga kapitalis yang membeli banyak dan dijual lagi dengan harga tinggi. Endonesah bangets.

Barang bukti atau barang sitaan seperti minyak goreng jangan sampai ditempatkan di gudang barang sitaan milik negara. Bakalan jadi usaha sampingan oknum aparat dan juga oknum wartawan. Kalau nggak diperjualbelikan ya dikonsumsi sendiri. Wis tau. Semua ingin cari laba sendiri.

Nggak cuman barangnya disita, tapi pelakunya juga ditelanjangi dan diarak keliling kota. Pelaku hanya pakai sempak dengan aksesoris sabuk dan dasi. Lehernya dikalungi kertas bertuliskan "Aku penimbun bangsat. Makhluk keparat yang menyedihkan". Rasakno.

Hukumannya bukan hukuman fisik, tapi hukuman moral. Nggak dihajar, dipukuli, atau dimassa. Tapi cukup dipermalukan di depan publik. Dengan dipertontonkan wajahnya keliling kota atau medsos, dia akan tengsin berat. Karena wajah itu representatif dari martabat diri. Itu sakitnya melebihi sakit saat peli ditendang pakai sepatu tentara.

Nggak ada belas kasihan buat penimbun sembako. Juga buat pemalsu minyak goreng yang dioplos dengan solar. Mereka tertawa di atas penderitaan saudara sebangsa. Hakikatnya mereka adalah pengkhianat bangsa. Layak kalau mereka dikarungi dan dibuang ke laut, biar dijadikan tukang kebunnya Nyi Roro Kidul.

Ya'opo rek, ulasanku masuk nggak? Acungkan jari telunjuk jika kalian sepakat. Acungkan jari tengah jika kalian penimbun dan oknum pejabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun