Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemerintah Nggak Becus Mengatasi Kelangkaan Minyak Goreng, Haruskah Ada Gerakan Bawah Tanah?

21 Maret 2022   12:28 Diperbarui: 21 Maret 2022   15:40 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : sumbar.inews.id

Bagi bangsa Indonesia, minyak goreng itu sudah masuk kebutuhan pokok. Jadi, konyol kalau ada orang yang mengajak untuk tidak membeli minyak goreng. Maksudnya memerangi penimbun minyak goreng tapi malah menyiksa diri. Raimu rembes.

Ajakan itu oke-oke saja bagi yang punya skill membuat minyak goreng alternatif. Tapi nggak cocok bagi kita-kita rakyat jelata  yang hidup dengan jelantah.

Sesuatu yang sudah jadi peradaban akan sulit untuk dirubah. Satu dua hari mungkin bisa hidup tanpa minyak goreng, tapi setelah itu kamu akan uring-uringan. Sakaw berat. "Swemprul, bendino kok mangane endog godok, tempe godok, karak godok.."

Perokok pun jika rokok langka dan harganya melambung tinggi, tetap akan beli. Ya'opo carane. Nek gak ono, nang dalan-dalan akeh wong bludrek, kudu gelut ae. Gak ngerokok sedino ndes.

Kita nggak hidup di zaman neolitikum. Makanan zaman sekarang di negeri ini lebih banyak yang pakai minyak goreng daripada yang tidak. Kecuali kalau kamu memang hobinya poso mutih. Sing dipangan telo, kertas, gamping..monggo-monggo saja.

Penimbun minyak goreng memang bajingan, tapi solusi tidak membeli minyak goreng itu ndlahom. Kita hanya bisa membatasi penggunaan masakan yang pakai minyak goreng. Lebih sering  membuat makanan yang digodok atau dikukus. Nek kolu yo dipangan mentah ae.

Sebagai rakyat jelata, andalan kita itu cuman pemerintah. Apesnya, pemerintah lembek jaya. Ngatasi minyak goreng langka ae gak becus. Pemerintah cap opo iki. Sampai saat ini harga minyak goreng naik seratus persen lebih. Dobolll.

Apakah harus ada semacam organisasi bawah tanah yang ngurusi penimbun dan sejenisnya yang membuat sembako langka. Mereka bergerak kalau pemerintah sudah melambaikan tangan nggak bisa ngatasi.

Saya rasa organisasi semacam itu perlu ada. Karena dalam soal timbun menimbun sembako, pemerintah nggak bisa diandalkan. Bisa jadi karena terlalu banyak oknum pejabat yang bermain. Minyak goreng langka itu aneh bagi negeri sempalan surga yang kaya dengan bahan pangan ini.

Maka anggota yang cocok untuk organisasi ini adalah preman yang sudah tobat, debt collector yang alim, aktivis sosial yang kebal suap, mantan hansip yang tahan nggak tidur beberapa hari. Karena disiapkan untuk menghadapi penimbun yang licik kayak luwak dan licin seperti belut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun