Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Duo Etnicholic, Menanam Budi Baik dengan Musik Etnik

26 Februari 2022   09:25 Diperbarui: 26 Februari 2022   09:27 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duo Etnicholic (dokumentasi pribadi)

Halo, sudah terlama aku nggak nulis di Kompasiana. Rasanya sudah puluhan tahun. Kangen rek. Oke pakde bude langsung saja ya. 

Ngene rek, gambar di atas adalah garapan cover untuk Duo Etnicholic. Konsepnya agak rumit, menggambarkan keragaman budaya bangsa kita dengan segala keunikannya. Makanya nggak semua bisa aku gambar. Disamping space-nya terbatas, juga repot ndesainnya kalau kebanyakan obyek. Mumet mboel. 

Yang bisa aku tampilken cuman adat budaya etnik dari Jawa dan sekitarnya. Jadi sori kalau nggak ada Papua, Ambon, atau yang lainnya. Bahkan Madura nggak ada, padahal ada satu lagu yang pakai bahasa Madura (Hip Hip Duro). Mungkin album berikutnya ada gambar Karapan Sapi atau pak Sakerah ngasah celurit. 

FYI, aku kadang tersinggung kalau mendengarkan lagu dengan bahasa yang tidak aku mengerti. Ojok-ojok iku ngerasani aku. 

Duo Etniholic ini diam-diam telah menjuarai festival musik Sopravista International Festivals di Italia, kategori duet mixed vocal and instrumental pada 23 Desember 2020 lalu. Lewat lagu "Hijau Lestari". Kok iso yo. 



Duo Etniholic ini digawangi oleh Redy Eko Prastyo pada dawai dan Anggar pada vokal. Juga dibantu oleh beberapa musisi sukarelawan yang sudah malang melintang di dunia gaib (musik iku termasuk gaib, iso dirasakno tapi gak ketok moto). 

Redy ini nggak cuman musisi, tapi juga penggagas dan penggerak Jaringan Kampung Nusantara. Dan sempat mendapat penghargaan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di tahun 2019 lalu. Nasibe apik arek iki. 

Redy iki semacam adik kelasku di IKIP Malang. Pernah sama-sama aktif di organisasi musik kampus tadi. Pas pertama kenal, wonge biasa-biasa ae (kadang koyok wong kakean ilmu), jauh berbeda dengan sekarang yang sudah swukswes jadi musisi eknik yang juga aktipis budaya. Sedangkan aku pancet koyok mbiyen, king of nggedabrus. 

Btw, bicara soal musik, Duo Etnicholic ini memang unik. Musiknya otentik. Nggak ada duanya. Pertama kali ngrungokno, aku bingung. Opo-opoan se iki. Tapi setelah diamati dengan cara seksama dan dengan tempo yang sesingkat-singkatnya, kesimpulanku simpel saja : mbois. Wajar kalau jurinya kepincut (terutama karo vokalise). 

Aku nggak kenal Anggar (ngertiku tinju), arek endi iku. Tapi sing jelas performance-nya oke punya. Sangat menjual. Berkelas lah. Pokoknya satu paket, alunan vokal yang berkarakter dipadu dengan gerakan tari yang luwes. Mbois wis. Nek gak percoyo tako'o bapake. 

Anggar memang pilihan yang tepat untuk berduet bersama Redy. Untung nggak milih Sulastri (embuh sopo iku). 

Personil lengkap Duo Etnicholic : Redy Eko Prastyo ( Dawai Cempluk, Vocal, Cetik ), Anggar Gusti S ( Lead Vocal ), Oceb ( Drum,Percusion ), Kurnia Wahyu ( Guitar Akustik ), David Andrea ( Bass ). 

Dok. Duo Etniholic
Dok. Duo Etniholic

Asli unik. Kelompok musik yang berani beda ini memang layak diapresiasi. Gitar yang dipakai Redy juga nggak umum. Mirip sape (alat musik khas Dayak) tapi bukan sape. Koyok talenan sing dike'i senar. Suaranya khas. Dan ternyata memang bikinan sendiri oleh pengrajin kayu lokal. 

Di album ini mereka mencoba mengangkat tema-tema kearifan lokal dengan musik etnik yang mendamaikan sekaligus magis. Paling awakmu gak paham. Ala raimu. Tapi ada juga nomor rancak (Dendang Berdendang) yang membuat kita nggak sadar telah menghentakan kaki dan mengangguk-anggukan kepala. 

Ada beberapa nomor yang lyricnya dalam, mengadopsi ajaran leluhur yang mulai luntur oleh ideologi atau gaya hidup impor. 

Makanya judul album ini Sound of Nandur Kamulyan. Mengajak kita untuk menanam budi baik, kemuliaan di tiap sudut kehidupan. Selalu berpikir positif dan produktif. 

Kita tahu, sejak ada gelaran besar bernama Pilpres, bangsa kita terpecah belah. Dimana dulu kita sangat menghargai dan menghormati keragaman, sekarang tercabik-cabik oleh kepentingan kelompok-kelompok yang berbeda pilihan politik. 

Urusan perang kebenaran di medsos itu harusnya sudah selesai. Gak kesel ta kon iku mbelani sing sama sekali gak mbelani nasibmu. Yang kamu dukung ternyata bersatu dengan yang kamu tolak. Wis talah, saatnya berdamai bro. Nggak mimpi kalau kebangkitan Nusantara itu nyata! 

Rasakan dan lihat tanda-tandanya, sekarang ini banyak orang yang kembali mengenalkan kembali ajaran budi leluhur bangsa. Terutama di medsos. Termasuk Duo Etniholic ini. Iki temenan rek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun