Selanjutnya aku makan tanpa mengunyah. Gak ngurus. Dalam hitungan detik, piring pun bersih kinclong tanpa menyisakan nasi sebutir pun. Nggak diperlu dicuci, langsung taruh di rak piring.
Yess. Aku berhasil!
Sebelum membayar, aku mencari tusuk gigi yang tadi kulihat nggak jauh dari piringku. Kemanakah gerangan? Aku jadi mikir, jangan-jangan tadi ikut aku makan. What the ....!
Begitulah. Saat Ramadhan selalu ada insiden sahur gaya tupai. Sunar memang semprul, tapi aku nggak marah. Itu biasa bagiku, ada guyonan yang lebih kejam dan biasanya yang jadi korban hanya cengangas cengenges. Karena kalau sudah jadi saudara, hati sudah nyambung, itu jadi media keakraban.
Btw, menjalani puasa Ramadhan bersama di sanggar itu asyik. Lha wong makan pun bisa jadi suatu kegiatan yang memacu adrenalin. Gile lu Ndro.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H