Aku nggak pro UU Ciptaker, tapi nggak suka berlebihan menyikapinya. UU harusnya memang memihak rakyat. Jangan sampai hanya menguntungkan pengusaha. Tapi jangan terlalu yakin kalau semua perusahaan mau menaati undang-undang yang berlaku. Kenyataan di lapangan itu mengerikan kawan.
Aku khan sudah bilang kemarin, baik buruknya UU tenaga kerja itu tergantung pada pengusahanya. Kalau pengusahanya punya akhlaq, dia akan memperlakukan karyawannya dengan baik dan layak. Tapi kalau pengusahanya bajingan, karyawannya pasti runyam dan tertekan.
Kalau bisa memilih, semua orang nggak akan mau memilih menjadi buruh. Jadi buruh itu karena terpaksa. Soale diapak-apakno pengusahalah pemenangnya. Memangnya kalau gajimu nggak sesuai UMR terus kamu bisa dengan mudah minta kenaikan gaji? Nggak semudah itu Mboel. Reseh soal gaji malah dipecat. Cari kerja lagi nggak mudah. Anak istrimu bakalan kurang gizi.
Pengusaha memang bukan Tuhan, tapi posisi buruh itu posisi yang kalah. Dan apesnya oknum pengusaha itu bisa dengan mudah mengebiri undang-undang karena dia punya uang. Gawat. Makanya kalau bisa jangan jadi buruh!
Bla bla bla..sudah ini saja, besok lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H