Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Nyata Awal Mula Pocong Keliling yang Menggemparkan Sukabumi di Tahun 2008 (Bagian 2)

21 Juli 2020   15:16 Diperbarui: 22 Juli 2020   08:49 4924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                                        (Kisah sebelumnya)

Rombongan pencari pocong Ririn bingung memulai pencariannya dari mana. Karena ternyata jin penguasa gunung Salak tidak mau ngasih informasi Ririn diusir kemana. Mereka pun mati gaya.

Tapi akhirnya mereka memutuskan untuk sowan dan sekaligus minta tolong ke para ustadz atau kyai sekitar situ yang dianggap paham soal dunia gaib.

Ada beberapa laporan atau berita kalau ada pocong di suatu desa sekitar Sukabumi. Mereka pun bergerak menuju tempat yang disebutkan. Selama pencarian Aria ditugasi sebagai penunjuk jalan. Karena dia sudah khatam desa-desa sekitaran Sukabumi.

Malam pertama, malam kedua, sampai malam keenam pencarian tidak membuahkan hasil. Tiap kali datang ke desa yang disinyalir ada pocong, ternyata nggak ada. Kadang hanya ada samar-samar suara tangis, tapi pocongnya nggak nongol-nongol.

Sampai akhirnya di malam ketujuh ada kabar di suatu desa ada pocong yang menangis di atas rumah warga. Mereka pun bergegas ke sana. Sampai di sana jam 11 malam. Ternyata benar, ada sesosok pocong yang sedang stress duduk rileks di atas genteng. Dia terus-terusan nangis bombay minta tolong.

Warga di sekitar nggak ada yang tertarik menolong (ya iyalah, lihat saja takut). Mereka malah sembunyi, masuk ke dalam rumah atau hanya melihat dari kejauhan.  Kalau sudah menghadapi pocong, Rambo pun pasti akan cari aman, duduk manis di dalam kamar terkunci sambil baca Yasin. Itu kalau Rambonya mualaf.

Ritual pun disiapkan, mantra dan doa dibacakan. Orang pinter dengan bantuan ustadz berjibaku menangkap pocong yang becandanya kelewatan itu. Ketika orang pinter naik ke genteng dan sudah hampir mendekap, si pocong mendadak hilang pindah tempat yang tak jauh dari situ. Begitu terus sampai orang pinternya kecapekan. Fak yu tenan.

Sampai akhirnya orang pinter menyiapkan jaring yang kasat mata. Dari bawah genteng dia melemparkan jaringnya. Kayak nonton acara sulap, dimana seorang mentalist sedang beraksi. Mulanya nggak berhasil. Tapi dengan dibantu oleh ustadz dengan mantra dan doa, akhirnya pocong Ririn terjerat jaring.

Dengan susah payah, nafas ngos-ngosan dan keringat bercucuran, si orang pinter menarik pocong ke bawah. Setelah sampai di bawah, si pocong yang terus berusaha lepas itu didekap erat dan dicopot pocongnya oleh orang pinter dengan bantuan ustadz. Setelah kain pocong terlepas, kain tersebut berubah jadi mantel lagi.

Tubuh Ririn terkulai lemas di tanah dengan keadaan telanjang dengan beberapa luka di tubuhnya. Badannya yang dulu berisi, sekarang jadi kurus kering kurang gizi. Untung saat itu nggak ada petugas kesehatan. Kalau ada, mungkin akan di-rapid test.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun