Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Ilmu Kehidupan dari Mereka yang Putus Sekolah

4 Februari 2020   17:44 Diperbarui: 5 Februari 2020   09:52 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : idntimes.com

Karena terbebas dari "belenggu", Bob Sadino bisa terus exis dengan usahanya. Dan semakin hari semakin berjaya. Walau usahanya sudah jadi raksasa, dieskpor kemana-mana. Tapi anehnya Bob Sadino nggak mau buka cabang. Sak madyo ae. Nggak kayak Indunmart atau Kipermart yang ada dimana-mana.

Bagi kita uang adalah modal utama dalam memulai usaha. Tapi tidak bagi Bob Sadino. Modal utama itu kemauan kuat, tahan banting, nggak cengeng dan selalu bersyukur. Kalau tidak punya modal intangible (modal nggak berwujud) tadi, buat apa bikin usaha. Rugi 15 juta langsung nyerah, berhenti usaha. Dan itu kisah nyata. You know who you are.

Jadi menurut Bob Sadino, uang itu cuman pelengkap dari modal utama. Bagiku Bob Sadino itu semacam sufi di bidang usaha. Nggak takut gagal, nothing to lose, yang penting usaha keras dan selalu bersyukur dengan apa pun yang terjadi. Dan malah terpaksa sukses.

Pemikiran Bob Sadino mirip Cak Nun. Intinya, nggak usah bercita-cita. Apa hebatnya bercita-cita terus kesampaian. Yang hebat itu tidak bercita-cita, tapi diam-diam Tuhan ngasih. Pokoknya lakukan saja passion-mu dengan sungguh-sungguh, tulus ikhlas dan benar. Nanti akan panen, menjadi expert atau master dari passion-mu itu. Dan kesuksesan akan mengejarmu.

Gila men, aku sendiri belum berani (masih terbelenggu) meniru Bob Sadino atau yang lain. Karena selalu ada faktor X. Maksudku nggak semua orang dikaruniai kehebatan, kecerdasan, nasib baik seperti mereka. Jadi jangan pernah menjadikan kisah mereka menjadi semacam rumus obyektif dengan tidak melanjutkan kuliah, niru mereka. Itu konyol. Tetep kuliah Ndes!

-Robbi Gandamana-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun