Mereka berdua pun membentuk semacam wadah pertunjukan seni yang bernama Gema Malam Srimulat. Mereka melanglang buana dari kota ke kota di Jawa. Sampai suatu hari Teguh punya gagasan membentuk grup lawak untuk mengisi jeda pertunjukan, agar penonton tidak bosan.
Setelah mengalami pasang surut, ganti personel, dan berganti nama menjadi Srimulat saja. Srimulat dibubarkan Teguh di tahun 1989. Penonton sudah berpaling ke teve swasta yang secara massif dan tersruktur menawarkan hiburan yang sangat fresh di kala itu. Sebelumnya selama puluhan tahun nonton teve pemerintah isinya cuman propaganda Orba.
Gogon berinisiatif membuat reuni di tahun 1995. Dan ndilalah reuninya sukses besar! Srimulat berjaya kembali. Indosiar pun mengontrak mereka (1995-2003).
Setelah itu vakum beberapa tahun. Â Tahun 2006 dikontrak lagi sampai pelawaknya dipanggil satu-satu oleh Tuhan. Syukurlah yang telinganya budek, tidak mendengar saat dipanggil Tuhan.
Selama vakum, banyak dari anggotanya yang dulu pelawak profesional ganti profesi jadi pecandu profesional. Tapi itu sudah berlalu (semoga), karena beberapa diantaranya sekarang malah jadi aktivis GPAN (Generasi Peduli Anti Narkoba).
Begitulah cerita singkat tentang Srimulat yang berkontribusi menjadi pelipur lara bangsa dengan tawa. Namanya akan selalu dikenang oleh para penikmat dan pendekar tawa berikutnya. Srimulat nggak cuman sebuah grup lawak tapi sudah jadi sebuah genre atau aliran, Srimulatism.
-Robbi Gandamana-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H