Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Antara Rezeki, Perang Ojol, dan Teflon

23 Desember 2019   16:52 Diperbarui: 25 Desember 2019   17:13 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masak pembuat peti mati doanya begini, "Ya Tuhan semoga besok banyak job membuat peti mati, lagi butuh duit, anak sulung mau masuk kuliah."

Urip iku sawang sinawang. Jangan gampang terpengaruh dan minder kalau kamu masih buruh pabrik. Langsung resign ketika ada yang ngiming-ngimingi gaji gede kalau jadi driver ojek online. Gajinya lebih sip dibandingkan gaji di perusahaan tempatmu kerja.

Jangan gampang percaya. Ada yang berhasil, ada juga yang terpuruk. Kalau cuman sampingan, cari pengalaman, atau ngisi waktu luang itu bagus. Ada nggak sih orang yang sejak lulus sekolah ingin berkarier total jadi driver ojol?

Tapi sakarepmu rek. Iku urusanmu karo keluargamu. Semua profesi itu baik, asal nggak maling. Ojek online juga profesi yang baik, bagi yang cocok dan tahan banting. Kalau pikiranmu cuman bagaimana caranya dapat uang yang lebih banyak, yo remuk Nda. Ngojek bukan kerjaan yang ringan. Butuh stamina yang oke. Kalau gampang masuk angin, jangan nekad jadi driver.

Ada seseorang yang aku tahu kerjanya ojek online. Hasilnya memang lumayan, tapi wajahnya yang dulu fresh sekarang jadi "boros", kulite abang ireng akibat kepanasan dan kehujanan, kelihatan jauh lebih tua dari umurnya, ubannya tumbuh subur menguasai kepala. Tapi tentu saja tidak semua driver seperti itu. Yang tetap segar bugar juga banyak.

Maksudku, banyak yang nggak sadar kalau awet muda itu rezeki yang tidak terbeli.

Kerja jadi karyawan memang nggak menantang, tiap hari ngisi jurnal laporan, dan segala runitas yang membosankan. Tapi kamu masih bisa tertawa, masih sempat medsosan, kerja di dalam ruangan yang ber-AC, swejuk. Bikin awet muda. Terhindar dari panasnya matahari juga polusi asap kendaraan, radikal bebas keparat yang membuat wajah cepat berkarat.

Tapi aku memang orang yang selow sih. Ojok ditiru. Makanya taraf hidupku begini begini saja. Tapi aku nggak ngersulo yo, sing penting hepi. Aku nggak mau kesetanan dalam mencari uang dengan nyambi ini nyambi itu. Kakean nyambi, sampai lupa dengan dirinya sendiri. Lho? Aku iki sopo yo? Seniman opo bisnismen. Mungkin bisnismen yang bergaya seniman.

Jangan sampai stres cari uang. Setelah dapat uang, uangnya buat nambani stres. Lak munyer ae.

Kata Simbah, derajat manusia itu lebih tinggi dari uang. Jangan sampai diperalat oleh uang. Makanya jangan kesetanan mengejar uang, tapi bagaimana caranya uang yang mengejarmu (sori, ini maksudnya bukan MLM). Caranya? ya sedekah. Sedekah nggak selalu pakai uang. Selama kamu membuat bahagia orang tanpa pamrih itu sudah sedekah.

Ketoke kok ndakik ndakik yo tulisan iki. Babah wis. Setuju karepmu, gak setuju urusanmu. Piss.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun