Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hai KPAI, yang Bahaya itu Bukan Rokok tapi Kesempitan Berpikir

11 September 2019   13:39 Diperbarui: 11 September 2019   17:54 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal sehat atau nggak sehat itu tergantung masing-masing orang. Ada yang merokok tapi tetep oke-oke saja sampai jompo, tapi ada juga yang sebaliknya. Sik umur 40an awake wis legrek, untune oglak aglik, matane rodok kero, ambekane mengkas mengkis, diluk engkas mati.

Maka kenali dirimu sebelum merokok. Yang paling paham dirimu iku raimu dewe. Karena dokter yang terbaik bagi dirimu ya raimu iku. Dokter yang di rumah sakit itu cuman asisten kesehatanmu.

Orang sekarang itu mulai nggak punya pijakan kebenaran. Di era post-truth ini opini soal kebenaran atau apa saja berceceran di dunia maya. Dan itu semua dikemas dengan sangat meyakinkan. Tanpa perpaduan antara akal dan hati, orang bisa tersesat, bisa termakan hoaks dengan mudah.

Begitu juga soal rokok. Membaca tulisan soal rokok harus dengan hati yang selesai. Lepaskan doktrin soal rokok membunuhmu. Ojok gampang percoyo. Gunakan akal dan hatimu. Bahkan dokter pun sekarang banyak yang "sadar", ternyata rokok pun bisa jadi terapi kesehatan (tanyakan pada Mbah Google).

Saking paranoid-nya pada rokok, bungkus rokok pun dikasih gambar menjijikan, gak sopan blas. Dan tiap hari kita diajari munafik. Kalau "rokok itu membunuhmu" (tertulis di bungkusnya), kenapa kok masih dijual bebas? Berarti negara membiarkan pembunuhan terhadap rakyatnya dong?

Padahal sekarang ini yang paling banyak membunuh itu gula. Penderita diabetes jauh lebih besar dibandingkan penderita paru-paru atau penyakit yang disebabkan rokok.

Perang terhadap rokok benar-benar serius, tapi pabrik rokoknya nggak diperangi. Ya'opo se Doel, anti rokok tapi mau menerima uang pajak dari rokok. Dobolll.

Tapi memang betul sih rokok memang nggak sehat......untuk yang bergaji UMR. Makanya aku nggak ngerokok, gajiku pas-pasan (pas gawe tuku omah, pas gawe munggah kaji...Aamiin). Ojok ngomong sopo-sopo.

-Robbi Gandamana-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun