Film "Lords of Chaos" (2018) sepertinya hanya cocok untuk para metalhead, khususnya penggemar genre Black Metal. Penggemar Dangdut Koplo pasti mumet ndase nonton film ini. Gedabukanful.
Film berdasar kisah nyata (cerita diadopsi dari buku berjudul sama) ini  terlalu brutal untuk ditonton oleh priyayi, remaja masjid dan sejenisnya. Ada beberapa adegan tak senonoh yang membuat kita zina mata.
Band Black Metal Norwegia memang beda. Mereka benar-benar 'black', Satanis sejati. Bukan band pencitraan yang mencitrakan diri Anti-Christ. Seperti kebanyakan band Metal Amrik, Inggris, atau Jerman yang seolah-olah Satanis tapi ternyata enggak. Bertampang iblis hanya untuk kepentingan entertainment (menarik perhatian), walau ada yang Anti-Christ tulen.
Sebut saja Kiss, Black Sabbath atau Alice Cooper, mereka adalah karakter kartun milik umum. Satanis kartun. Nggak benar-benar memuja setan, mereka entertainer. Semakin kontroversi semakin banyak mendapat perhatian.
Film ini berkisah tentang perjalanan band Mayhem dan para personilnya yang kontroversial. Adalah Oystein "Euronymous" Aarseth ( diperankan Cory Culkin) sang gitaris pendiri band dan Varg "Count Grishnackh" Vikernes (Emory Cohen), bassis. Juga kisah singkat Dead  alias Per Yngve Ohlin  (Jack Kilmer), vokalis pertama Mayhem yang mengabdikan hidupnya untuk kematian.
Dead bunuh diri sesuai saran Euronymous, "Ada jalan keluar jika kau benar-benar depresi. Satu tembakan di kepala, dan semuanya berakhir. Tak ada lagi rasa sakit."
Dead adalah orang yang sangat membenci (pembunuh) kucing. Dia bisa begitu "sakit" karena saat kecil selalu diusik, dibully dan dipukuli hingga begitu parah. Membuatnya selalu depresi. Kadang dia benar-benar mati untuk sesaat. Â
Dead mati di saat Mayhem  mulai terkenal di kalangan metalhead Norwegia. Bunuh diri dengan menembakan senapan laras panjang di jidatnya. Serpihan tengkoraknya dijadikan kalung oleh para personil Mayhem. Hanya sang bassis, Jorn 'Necrobutcher' Stubberud,  yang menolak. Keputusan itu membuatnya dipecat dari Mayhem (yang nantinya digantikan oleh Varg Virkenes).
Mayhem memang band orang sinting. Euronymous pernah bilang, "Kami tak punya fans fanatik perempuan. Kau takkan tahu harus bagaimana dengan mereka. Kami tidak menginginkan mencumbu fans wanita. Kami menyukai kehancuran dan penderitaan. Saat orang mendengar musik kami, kami ingin mereka melakukan bunuh diri."
Pembakaran gereja yang dilakukan Varg adalah dendam lama seorang fanatik Viking terhadap Kristen. Dia menginginkan mengenyahkan semua agama langit di Norwegia.