Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Antara "Awesome" dan "Dead"

2 Juni 2018   14:16 Diperbarui: 2 Juni 2018   14:43 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu yang membuat manusia terpuruk adalah keinginan yang amat sangat. Itu membuat orang terobsesi. Bagus kalau keinginannya tercapai. Kalau tidak, bisa menghalalkan segala cara untuk bisa mencapainya. Ada orang yang terobsesi jadi PNS. Sudah jutaan kali iku tes, tetep saja nggak lolos. Akhirnya nyogok pakai uang ratusan juta. Dia bangga dengan itu, "aku mbayar 200 juta Ndes."

Ingat dulu aku pernah nulis : Suap is suap, haram is haram, taek gak iso dipoles dadi akik. Tapi yo wis lah, itu urusan pribadi orang. Sakarepe.

Orang yang suka 'pamer kesaktian' harusnya belajar dari Wo Yungning, seorang penakluk gedung pencakar langit asal Tiongkok. Dia dengan rileksnya mendaki, jumpalitan di gedung tinggi tanpa satu pun alat pengaman hanya untuk melakukan rooftopping (berfoto atau bikin video di tepian gedung tinggi). Tapi dia akhirnya jatuh juga (dari ketinggian 62 lantai). Mampus.

Pepatah 'sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga' ternyata sahih juga.

Banyak orang lupa bahwa di dunia ini tidak ada pencapaian. Pencapaian di dunia itu pencapaian semu. Pencapaian sejati itu di akhirat. Dunia isinya cuman ujian, lulus atau tidak itu penentuannya di akhirat. Dan kalah atau menang di dunia itu godaan. Menang jadi sombong, kalau kalah putus asa, mengasihani diri sendiri, mewek.

Nggak usah nggaya kalau kamu kebetulan jadi kaya atau juara. Raimu iku juara opo se, bagus kalau pencapaian itu bermanfaat bagi orang banyak. Sebut saja Michael Faraday yang menemukan listrik. Bayangkan saja kalau kita hidup tanpa listrik, bakal hlolak hlolok jaya. Harusnya kita kirim Al Fatihah ke para penemu seperti dia. Nggak malah mengkafir-kafirkan mereka (non muslim).

Embuh wis, cukup sekian nggedabrus kali ini. Percoyo karepmu, gak percoyo urusanmu.

-Robbi Gandamana-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun