Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cak Nun: Negara Kita adalah Negara Maju

9 Januari 2018   11:27 Diperbarui: 9 Januari 2018   14:25 2504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini orang mengeluarkan uang besar hanya untuk bikin Mall. Semuanya tujuannya materilatis ekonomis. Kalau untuk tujuan ekonomi mau mengeluarkan uang berapa saja, karena mencari laba.

Mungkin nggak, ada sebuah pemerintahan di negeri ini yang mau mengeluarkan uang sebegitu banyak untuk membangun gedung yang sifatnya spiritual dan filosofis? Nggak mungkin khan. Jadi lebih beradab mana bangsa yang membuat Borobodur atau pemerintahan sekarang ?

Kita jadi sekarang ini karena kebenaran yang kita yakini sejak nenek moyang dulu tergantikan oleh kebenaran Barat. Kita punya metode pengobatan sendiri tapi kita lebih percaya dengan metode pengobatan Barat. Dan banyak lagi, hampir di segala bidang.

Salah satu acara sinting di Amrik adalah malam Halloween. Malam itu semua orang berdandan konyol meniru genderuwo, mummy, kuntilanak dan semacamnya. Dan kita dengan gobloknya ikut-ikutan konyol budaya seperti itu, padahal budaya kita jauh lebih mbois dari mereka.

Orang Korea juga Jepang terheran-heran dengan orang Indonesia. Kenapa banyak orang Indonesia begitu mencintai budaya Korea atau Jepang. Harusnya orang Korea atau jepang lah yang kagum dengan budaya Indonesia yang lebih kompleks dan beragam itu.

Orang Korea itu orang bingung. Mereka beragama tapi tidak mengenal Tuhan, tidak tahu darimana berasal dan akan kemana setelah meninggal. Bahkan mereka tidak mengenal dirinya. Karena seharian sibuk bekerja. Setelah bekerja seharian, banyak dari mereka yang nongkrong senang-senang, minum sampai mabuk. Esoknya bangun dan kerja keras lagi.

Makanya angka bunuh diri di Korea atau Jepang sangat tinggi. Stress dikit bunuh diri. Beda dengan kita yang awet urip. Sukses atau nggak sukses tetap bisa pringas-pringis. Tetap berburu kuliner, tetap beli gadget canggih dan tetap update status eyel-eyelan soal Pilpres. Apapun yang terjadi tetap joget dan nyanyi lagu dangdut : "Yo wis ben bojoku pancen galak/ Raine koyok luwak..."

-Robbi Gandamana-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun