Agama Islam memang rentan diolok-olok. Wis tau dan biasa. Banyak muslim yang kurang bisa menguraikan kapan dan di mana ayat itu turun. Zaman dulu di Arab dunia medis nggak semaju sekarang. Seandainya ada obat lain, pasti nggak minum kencing unta. Jadi menurutku, sekarang nggak usahlah minum kencing unta karena ada obat lain yang lebih joss gandoss.
Apalagi yang posting minum kencing unta tidak disertai keterangan dasar hukum ayatnya atau bukti empiris yang membuktikan kemanjuran kencing unta tadi. Islam itu soal kemajuan, tapi banyak orang Islam yang masih terjebak masa lalu. Kencing unta harusnya jadi alternatif terakhir kalau nggak ada obat lain. Kita hidup di zaman yang berbeda dengan zamannya nabi-nabi.
Yang pasti, kesembuhan tidak datang dari kencing unta, dokter, dukun, pil, kapsul, puyer atau batu Ponari. Kesembuhan itu 100% dari Tuhan. Dokter cuman petugas ikhtiar yang dengan ilmunya berusaha menyembuhkan. Makanya kalau sudah divonis mati oleh dokter, bukan berarti pasti mati. Masih ada keajaiban. Tenang ae.
Jadi terserah kamu mau minum kencing unta atau kencing dinosaurus, mau obat alternatif atau obat konvensional juga monggo. Yang penting jangan gampang menghakimi orang. Kalau belum paham-paham amat persoalannya ojok kesusu nggoblokno uwong liyo.
Itulah konyolnya orang sekarang, nggak paham tapi sudah berani menyimpulkan.