Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan Tidak Peduli Model Celanamu

29 Oktober 2016   13:37 Diperbarui: 29 Oktober 2016   14:41 4769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum nggedabrus ngalor ngidul membahas celana (cingkrang), ada baiknya anda perlu tahu bahwa saya bukan seorang ustadzzz apalagi kyai, cuman seorang muslim gembel jaya yang nggaya sok-sokan berpikir kritis, merdeka jadi diri sendiri tanpa 'makelar'.

Karena akal adalah anugerah terbesar Tuhan bagi umat manusia, sayang kalau nggak dipakai. Ayat kalau cuman dibaca dan dihafal doang, otak jadi mubazir. Kayak burung Nuri yang bisanya cuman meniru suara orang tapi nggak paham maksudnya.

Oke, nggak usah banyak cing cong, langsung ke inti pembahasan saja.

Dari dulu saya bingung kalau melihat muslim yang celananya di atas mata kaki (cingkrang), agak aneh juga sih di abad Millenium begini ada yang memakai fashion trend jadul Arab klasik abad 6 Masehi. Karena menurutku setiap generasi punya fashion style-nya sendiri-sendiri.

Apa kalau pakai celana jeans  terus kita jadi kafir? Kalau menyerupai suatu kaum terus kita jadi bagian dari kaum itu? Muhammad SAW sendiri berpakaian persis seperti Abu Jahal atau Abu Lahab. Apakah Muhammad bagian dari kaum jahiliyah tadi? Tentu saja tidak.

Menurutku nggak masalah berpakaian seperti bajak laut, ninja, atau siapa saja, asal tabiat kita sesuai syariat. Karena celana atau kain itu tidak ada agamanya. Maka ambigu kalau baju dikasih label 'taqwa' (baju taqwa). Saya sendiri nggak berani pakai baju taqwa, takut jadi 'penipuan'. Iman dan ilmu saya pas-pasan kok bergaya orang alim, pinter agama.

Teknologi terus berkembang, trend fashion manusia juga berubah. Pakaian adalah produk budaya manusia yang pasti berubah pada tiap generasi. Asal sesuai syariat, norma adat budaya setempat, tak masalah kita memakai pakaian model apa. Syariatnya menutupi aurat, tapi dalam segi budaya kita bisa memilih model, warna, jenis baju yang kita inginkan.

Debat soal isbal (celana di bawah mata kaki) bakalan tak ada habisnya. Tiap orang punya latar belakang berbeda kenapa dia memakai celana cingkrang. Ada yang ingin meniru persis kostumnya Rasullullah, ada yang ngefan Michael Jackson, ada pula yang mengartikan secara harfiah ayat dari hadits : "Celana di bawah mata kaki dibakar di neraka." Juga ayat lain yang mengatakan bahwa orang yang bercelana menutupi mata kaki akan dicueki Tuhan di akhirat.

Saya sendiri Muslim tapi tidak bercelana cingkrang, lha lapo. Ayat di atas memang hadist shahih, tapi saya tidak mengartikannya secara harfiah begitu saja. Karena ayat tersebut ternyata bicara soal kesombongan.

Idiom orang Arab di jaman itu, orang yang memakai celana menutupi mata kakinya adalah orang sombong. Dan orang sombong lah yang tidak akan disapa (dicueki) Tuhan di akhirat nanti.

Jadi ayat soal isbal tadi sebenarnya bunyinya seperti ini : "Orang sombong dibakar di neraka." tapi kebanyakan muslim lebih menangkap aspek celana cingkrangnya daripada aspek sombongnya. Karena mereka berhenti pada teks, tidak menelusuri ayat itu lebih jauh (bahasa ustadznya : Asbabun Nuzul). Kenapa, di mana ayat itu turun. Adat dan budayanya bagaimana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun