Motivasi itu lebih kepada soal vitamin jiwa, tidak semata-mata untuk kesuksesan materi (mungkin ente terbiasa menghadiri seminar-seminar rejeki itu. Pikiran ente teracuni dengan hal-hal yang berbau materialistis, kapitalis). Tujuannya agar tidak kesasar saat berjalan menuju Tuhan.
Jadi bukan masalah siapa yang ngasih motivasi (kaya atau miskin, sukses atau tidak).
Di Indonesia buanyak orang yang falsafah hidupnya mateng. Tukang becak pun banyak yang filosofi hidupnya jos gandos. Makanya negara ini lebih tenang menghadapi berbagai krisis  yang menimpa.
Menurutku bagus orang berani mengutarakan pendapatnya, opininya, quotes-nya. Soal itu salah atau benar, relatif. Tiap orang punya masa dan massa-nya sendiri. Mungkin 10 tahun ke depan saya malu baca tulisanku : "Duh, aku kok sok ngustadz, sok bijak se rekk.." Tapi untuk sekarang aku nggak perduli, aku menulis apa yang ingin aku tulis, daripada ngelu ndase.
Wis ah cukup..ngelu ndasku.
***
Kalau tulisan ini menyinggung anggaplah sebuah kritikan, kalau menghibur semoga menjadi semangat, kalau inspiratif semoga menjadi ide untuk berkarya. Mohon maaf lahir batin. Trims.
*ngelu ndase = pusing kepalanya = kepala cenut-cenut = headache
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H