Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ini yang Membuat Rakyat Indonesia Selalu Bisa Bangkit dari Keterpurukan

26 Mei 2016   17:58 Diperbarui: 27 Mei 2016   10:02 3057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun sebenarnya multi talenta juga bisa membuat kita terpuruk (karena tidak fokus pada satu bidang, sedang orang Barat fokus pada satu bidang sehingga banyak melahirkan  para ahli). Tapi setidaknya saat lapangan kerja begitu sempit atau di-PHK, mereka bisa survive dengan ilmu, bakat yang bermacam-macam.

- Pinter Main 'Akrobat'
Pasti ente pernah lihat betapa luwesnya orang mengendarai motor (ngebut) sambil main Hengpon. Atau juga Penjual kasur lipat yang menjajakan dagangannya hanya pakai motor atau sepeda ontel. Kasur lipat ditumpuk di jok. Dan masih sempat-sempatnya zig zag di jalan saat jam sibuk. Belok kiri (keluar dari gang) nggak pakai noleh ke kanan (belakang). 

Hebatnya, dengan keadaan jalanan yang kacau balau tersebut, angka kecelakaan tak setinggi negara maju yang masyarakatnya sangat tertib : Jepang, Korea dan atau negara maju lainnya.

Karena pinter 'akrobat' itulah rakyat Indonesia oke-oke saja. Kuli bangunan di gedung tinggi, rileks tanpa alat pengaman yang memadai. Begitu juga saat menambang pasir, batu kapur, sarang burung walet, emas, akik, atau apa saja di tempat yang berbahaya..mereka oke saja. Bahkan masih sempat-sempatnya selfie.

- Tidak Tergantung Apa-Apa
Ini salah satu asyiknya orang Indonesia. Mereka tidak masalah jadi apapun. Jadi orang kaya Alhamdulillah, miskin juga nggak masalah. Jadi orang sukses..syukurlah, nggak sukses..biarlah. Yang penting mangan ora mangan kumpul, nabung buat beli gadget yang canggih buat ngeksis, sehari makan 3 kali, beresss. 

Bandingkan dengan orang Korea, Jepang atau bangsa lain.  Begitu hidupnya gagal, nggak sukses..langsung bunuh diri.

- Sengsara adalah Prestasi
Kebanyakan ini terjadi pada orang lama yang masih teguh pada budaya nenek moyang. Mengamalkan berbagai laku tirakat untuk melatih dan meneguhkan diri. Misal orang Jawa yang Puasa Ngebleng, puasa selama 3 hari nonstop nggak makan minum dan menahan hawa nafsu. 

Karena tahan sengsara itulah ketika krisis datang, mereka nggak akan pernah kaget. Krisis opo se rek..Dan mereka tetap berangkat bekerja, ngojek, nguli, bakul di pasar, berburu rongsokan, bahkan jangan kaget kalau masih menemui orang yang memanggul dipan kayu (tempat tidur) dijajakan keliling kampung.

- Hidup dengan Sugesti
Pernah dengar khan ada anak yang hobinya makan batu bata tapi tubuhnya oke-oke saja. Secara logika atau teori pastilah nggak baik makan benda seperti itu, tapi kenyataannya malah sebaliknya. Bahkan di Jawa ada tanah liat yang dijadikan cemilan (Ampo).

Saat harga melambung tinggi, susu tak terbeli, maka tajin pun jadi. Anehnya tajin malah lebih dahsyat dari susu (instan). Bayi bisa tumbuh normal layaknya bayi yang minum susu mahal. Dan itu semua karena kekuatan sugesti.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun