Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[My Diary] Tak Ada Maksud Merekayasa Kesan

11 April 2016   16:00 Diperbarui: 12 April 2016   11:41 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malah sekarang lagi tren sedekah 'ajaib'. Sedekah yang ngincer kembalian berlipatttt. Janji Tuhan dijanjikan oleh ustadzzzz. Sedekah Avanza berharap dapat Alphardddd. Tobatttt.

Ah jarno wis, sing penting gak maling, case close! Aku nggak akan nulis soal itu lagi walaupun akan jadi tulisan yang kickass, di-share banyak orang (suombongg.. plak!).

***
Kau tahu, aku cuman begundal yang sedang bergaya. Mereka saja yang gemblung menganggap aku adalah orang yang paham. Kalau aku nulis agama, dipikirnya aku paham agama.

Woii itu cuman entertainment Mblo! Tujuanku menulis adalah menghibur orang, syukur-syukur kalau menginspirasi. Kalau tulisanku disukai itu bukan berarti tulisanku bagus, tapi aku sedang beruntung saja.

Rasanya mau semaput pas ada yang inbox : "Mas, aku belajar urip nang awakmu yo." Duh, aku salah opo se!?

Ya'opo se rek, dipikirnya kalau orang nulis soal agama itu pasti ustadzzz, nulis soal politik itu ahli politik, nulis puisi itu pasti penyair. Uasuwok..

Orang yang menulis di medsos kebanyakan adalah orang yang 'merasa bisa'. Kalau orang yang bisa beneran, nggak akan nulis di sana. Orang berilmu tinggi malah sungkan nulis begituan. Kebanyakan malah nggak punya akun medsos.

Orang yang berilmu tinggi menggunakan medsos sebatas untuk kepentingan sosial. Bahkan nggak sedikit dari mereka yang menyesal punya akun medsos. Karena medsos berpotensi jadi media pamer, apa pun bisa dipamerkan.

Dan juga medsos bisa jadi ajang merekayasa kesan. Banyak orang yang menulis di medsos menggunakan 'bahasa profesor' sebenarnya ingin terkesan cerdas dan intelek di depan umum. Menggunakan banyak istilah asing yang sulit ditangkap oleh gemblunger sepertiku.

Itulah ketakutanku dari dulu, dengan menulis aku jadi terkesan seolah-olah orang baik, bijak dan cerdas. Padahal aku bajingan payah yang belum bisa membedakan benar dan betul, karena kebenaran bukan kebetulan. Aku hanya menulis yang aku tahu dari ilmuku yang sangat dangkal. Dan tak ada maksud merekayasa kesan.

Ah, embuh wis..!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun