Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jonru Adalah Bahan Agar Kita Mesra

4 Januari 2016   16:44 Diperbarui: 4 Januari 2016   18:33 4242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak ada 2 kandidat Capres di Pemilu 2014 (Jokowi dan Prabowo), rakyat Indonesia serasa terbelah menjadi dua : Pro Jokowi atau Prabowo. Dua kubu ini tak pernah kenal lelah bahu membahu saling mengekspos kekurangan atau aib masa lalu jagoan lawan. Sampai sekarang pun masih terasa hawa perang tersebut, walaupun nggak sepanas dulu. Kayaknya sudah pada minum parasetamol.

Dari perang antar kubu tadi lahirlah pula pesohor-pesohor dadakan yang pinter memanfaatkan kesempatan. Dengan kelihaian dalam mengolah kritik (pelintiran) yang jadi semacam kitab suci bagi jiwa-jiwa galau yang tak terima jagoannya kalah. Tulisan dangkal yang berisi kritikan, kekecewaan pada kebijakan Presiden yang tidak jelas validitasnya.

Salah satu tukang kritik (baca : tukang pelintir) yang paling fenomenal adalah Jonru Ginting. Seorang yang bukan apa-apa menjelma jadi pesohor karena kelihaianya membaca situasi dengan tulisan yang berhasil memikat jiwa-jiwa labil yang kurang gizi.

Karena kebenciannya yang amat sangat pada Jokowi, mereka mudah sekali termakan oleh kicauan Jonru. Tanpa pikir panjang langsung share. Dan herannya mereka-mereka ini tidak kapok nge-share walau sering tulisan Jonru terbukti tidak benar atau hoax. Setelah tahu hoax, langsung delete postingan seraya celingak celinguk tanpa rasa bersalah...semprul! isin mblo.

Namanya juga haters, sekali benci tetap benci. Berbuat baik aja dibenci (dituduh pencitraan) apalagi saat berbuat kesalahan. Mereka selalu mencari celah, kesalahan sekecil apa pun. Kadang juga menyerang fisiknya dengan membuat meme foto presiden yang lagi memble. Ditambah dengan tulisan yang menurutnya lucu (ya kadang lucu juga sih..jujur).

Apesnya Jokowi ini orang yang tidak fotogenic. Jadi sebagian besar fotonya terlihat wagu. Mungkin perlu ada pelatihan kilat khusus buat bergaya di kamera bagi seorang Presiden kali ya. Jaga-jaga agar saat difoto, hasilnya bagus..nggak memble.

Kembali ke soal Jonru..

Do'i memang tukang pelintir tahan banting, bak monyet terlatih yang dilatih keras untuk jadi bintang topeng monyet. Di saat teman Pelintirer lainnya sudah lelah atau ditahan polisi karena pelintirannya kebablasan. Dia masih semangat 69 meneruskan perjuangan : Pelintir atau mati!

Ingat bagaimana dulu Jonru menuduh Quraish Shihab sebagai Syiah, mengedit spanduk untuk merusak citra Jokowi, memprovokasi massa untuk membenci Ahok dan masih banyak lagi. Tapi ketika diserang selalu berdalih dakwah membela kebenaran.

Hasil karya terbaru Jonru adalah fitnah foto Presiden Jokowi di Raja Ampat. Doi bilang bahwa itu adalah foto editan. Dasar gemblung, berani-beraninya melangkahi Roy Suryo. Konyol sekali, nggak ahli Photoshop tapi berani menuduh foto orang lain nggak asli alias editan. Kurang kerjaan amat..Karepmu opo to Jon.

Soal do'i akan diproses hukum, saya sih setuju-setuju aja (walaupun bakalan kehilangan hiburan). Sekali-kali memang dikasih pelajaran, juga agar ada efek jera bagi mereka yang akan menjonru yang bernada Hate Speech.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun