Seperti kasus bis yang namanya diganti karena image-nya yang jago ngebut dan ugal-ugalan tapi sopirnya tetap saja, nggak diganti. Lhooo, kalau niat reformasi total, nggak nama bisnya saja yang diganti tapi sopirnya juga dong. Cwapee dweech.
Jadi sekarang, lebih baik labeli sebuah produk dengan bahasa yang universal. Jangan sok agamis kalau ternyata cuman strategi marketing belaka (semoga tidak). Karena menurut saya itu mendekatkan pada kemunafikan.
**
Maaf, saya tidak sedang mendiskreditkan atau merusak citra produsen dan konsumen Baju Taqwa atau produk yang berlabel Arab lainnya. Saya cuman urun pemikiran saja, kalau bisa dibilang begitu. Barangkali bisa jadi masukan, inspirasi dan bahan renungan. Trims.
-Robbi Gandamana-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H