Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama featured

Gantungkan Cita-citamu Setinggi PNS

19 Agustus 2015   14:56 Diperbarui: 22 September 2018   05:05 349706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PNS baru berjaya di era Gus Dur. Bak anak emas, PNS begitu dimanja, gaji naik fantastik, tunjangan ditambah dan sebagainya. Alhasil, lowongan PNS pun jadi idaman para pencari kerja. Mereka berbondong-bondong mengikuti tes CPNS bak laron yang mendatangi lampu petromak. Pasukan bodrek serbuuuu..!

Tapi sayang kinerja para (oknum) PNS tetap nggak jauh berbeda. Uang rakyat terbuang sia-sia untuk menggaji (buta) para oknum tadi. Nggak sedikit yang terlihat di Mall atau pasar saat jam kerja. Tertangkap razia saat 'oh yess..oh noo' di sebuah Hotel. Atau begitu mudahnya minta ijin nggak masuk (berdasar pengalaman teman  yang suka nonton konser musik di luar kota).  

Seperti juga pengalaman saya mengurus sesuatu di kelurahan, saya lihat mereka begitu rileksnya bekerja. Jam kerja pun masih bisa main ping pong. Lurahnya juga nggak tiap hari ngantor. Dan ada semacam kotak sumbangan yang harus diisi. "Ini administrasi seikhlasnya mas...gawe ngopi, tuku rokok, gorengan..5000..10.000..". Pungli semprul..!

'Negeri' Bukan Bahasa Birokrasi

Kata 'Negeri'  pada Pegawai Negri Sipil pun sebenarnya nggak tepat. Harusnya kepanjangan PNS adalah Pegawai Negara Sipil. Karena kata 'Negri' itu adalah bahasa budaya bukan bahasa konstitusi atau birokrasi. Kata 'Negeri' hanya cocok untuk  suatu karya seni maupun budaya.  Misal judul lagu "Padamu Negeri",  "Negeri Di Awan" dan sebagainya.  Coba saja ganti kata "Negeri" dengan "Negara" di lagu tadi. Bakalan jadi naif dan wagu. .."Padamu Negara", "Negara Di Awan".

Kata 'negeri' itu nuansa, sedangkan 'negara' itu benda padat. Maka Pegawai negeri itu tidak pernah 'beres' karena mereka hanya nuansa. Seharusnya memang Pegawai Negara (bukan Pegawai Negeri), sehingga mereka tidak terikat pada pemerintah. Jika ada pegawai negeri ada di kantor kabupaten, seharusnya mereka bukan bawahan Bupati.

**
Tapi sudahlah, semua orang berhak menentukan hidupnya sendiri-sendiri. Mau jadi PNS, berwiraswasta, buruh pabrik, wong gendeng atau apa pun..monggooo. Cuman ingatlah wahai PNS bahwa anda semua dibayar pakai uang negara (uang rakyat). Jadi hargai itu dengan kesungguhan kerja. Kalau anda mengingkarinya, maka itu adalah bentuk pengkhianatan pada rakyat.

Jadi sekarang bagi mereka yang belum jadi PNS atau yang gagal jadi PNS nggak usah memble. Hidup bahagia tidak harus jadi PNS. Jadilah apa pun yang anda mau dan yakinlah itu bisa membuat bahagia. So...Merdekakan dirimu dari ketakutan tidak bahagia bila tidak jadi PNS. Merdeka!!!!

Robbi Gandamana, 20 Agustus 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun