Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdoalah Mimpi Berjumpa Nabi Luth (LGBT)

31 Juli 2015   18:14 Diperbarui: 3 Maret 2016   08:57 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi oleh Robbi Gandamana"][/caption]

Masih saja ada orang yang reseh! meributkan soal LGBT. Bikin status ngUstadz di Facebook dengan dalil-dalil : "Wahai ahli kubur sesungguhnya manusia itu blablabla....." Sampai mengancam akan unfriend atau blokir temannya bila makai foto profil bendera pelangi.

Kenapa sih Mblo. Seandainya posisimu sekarang yang jadi Maho, pasti pikiran ente nggak seperti itu. Ngggak perlu berlebihan menyikapi, biasa kualat..mampuss!. Anakmu terlahir Maho. Ndasmu mumet....amit-amit.

Memang bikin perut mules lihat kelakuan para Maho dan Lesbon itu. Yang sudah dilegalkan pernikahannya di Barat sana. Sialnya kebanyakan dari kita nggak bisa berbuat apa-apa selain koar-koar di Medsos koyok wong gendeng.  Nggak ada langkah kongkrit untuk menjegal langkah mereka di endonesah tercintah ini. Aghstafirulloh Haladzim..

Tapi setelah saya renungkan, kaji dan simpulkan secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya : Tugas kita adalah mengingatkan dan mengajak orang yang kesasar untuk ditunjukan jalan yang benar . Tapi tidak memaksakan apalagi mengancamnya pakai pentungan atau pedang. Orang kesasar kok malah dipentungi, nggak malah dikasih tahu jalan yang benar.

Tuhan sudah ngasih Yurisprudensi, bagaimana Nabi Luth yang diberi keluasan iman dan kesabaran luar biasa itu nggak berhasil meluruskan akidah kaumnya yang Maho.  Bahkan dengan istrinya sendiri yang Lesbon akut, Nabi Luth nggak bisa ngatasi kok.  Duh pakdee, Subhanalloh...

Seandainya saja saya bermimpi ketemu Nabi Luth (simulasi) :

S : "Pakde Luth, gimana caranya nasehati orang Maho itu? tambah lama kok tambah jijay."

NL : "Ehm..gini ya Mblo, ente ngejek ane yaa...lha wong ane aja nggak bisa ngatasi kok, apalagi ente!"

S : "Lha terus gimana pakde?"

NL : " Yo wis, tunggu bentar lagi..azab pasti datang...tugasmu itu cuma mengingatkan."

S : "Ya sudah, trims...see you....toss.."

***

Orang kalau sudah ereksi, percuma dinasehati : "Mas, Maho itu dosa lhooo..masuk neraka!!". Karena sekeliling mereka telah tertutup tembok. Jadi ente mengingatkan atau tidak itu percuma.

Dan juga nggak harus mengacung-ngacungkan pedang atau pentungan pada mereka. Tuhan punya bala tentara sendiri. Tuhan nggak butuh dibela! Hanya dengan kedipan mata, azab akan menyengsarakan hidup mereka yang suka 'oh yes..oh no' sesama jenis itu.

Kita punya alim ulama, ahli agama atau orang pinter yang bisa bikin aturan-aturan untuk menangkal itu semua. Juga pemerintah dibayar rakyat untuk ngurusi negara. Maka buatlah aturan-aturan yang secanggih mungkin, kalau nggak mau dikalahkan dengan aturan bangsa lain. Karena alat kejahatan yang paling canggih itu adalah aturan-aturan.

Dan kalau ente nggak bisa merubah keburukan menimal ente tidak menambah kerusakan. Bukan berarti membiarkan kemungkaran. Pancen raimu..eh raiku, bisanya cuman nggedabrus di Medsos!

 

-Robbi Gandamana-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun