Mohon tunggu...
Robbany Official
Robbany Official Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Sebuah tulisan yang inshaallah bermanfaat bagi pembacanya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

11 Juni 2024   01:50 Diperbarui: 11 Juni 2024   02:06 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

B.Deskripsi Sintak Model Pembelajaran Inkuiri
Hierarki konsep dalam matematika mengharuskan pembelajaran matematika dilakukan secara berkesinambungan dan bermakna. Prinsip ini mengindikasikan bahwa dalam proses pembelajaran, keterhubungan antara konsep sebelumnya dengan konsep berikutnya harus dapat dipahami dengan jelas oleh siswa. Selain itu, siswa juga perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dan aktivitas yang diperlukan untuk mencapainya. Ini berarti setiap pembelajaran harus menjadi proses yang menghubungkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Dalam terminologi pembelajaran, proses ini dikenal sebagai "apersepsi" (proses persepsi awal).

Pengorganisasian melibatkan beberapa langkah utama:
1)Membagi materi menjadi unit-unit yang lengkap sesuai dengan sifat atau hierarkinya
Langkah pertama dalam merancang kurikulum atau materi pembelajaran adalah membagi konten menjadi unit-unit yang lengkap dan terorganisir. Unit-unit ini dapat disusun berdasarkan struktur hierarkisnya atau sesuai dengan sifat materi yang akan diajarkan.

2)Menentukan inti atau tema untuk setiap unit
Setiap unit harus memiliki inti atau tema yang jelas yang menggambarkan pokok pembahasan atau konsep utama yang akan dipelajari oleh siswa. Menentukan inti atau tema ini membantu menjaga fokus pembelajaran dan memberikan arah yang jelas bagi siswa.

3)Mengidentifikasi hubungan antara setiap unit
Penting untuk mengidentifikasi hubungan antara setiap unit dalam kurikulum atau materi pembelajaran. Ini membantu siswa untuk melihat hubungan konseptual antara berbagai topik atau konsep yang dipelajari, serta memperkuat pemahaman mereka tentang materi secara keseluruhan.

4)Merancang urutan atau model penyajian
Merancang urutan atau model penyajian materi melibatkan menentukan cara terbaik untuk menyajikan setiap unit kepada siswa. Ini dapat melibatkan penggunaan berbagai strategi pengajaran, seperti ceramah, diskusi, kegiatan praktik, atau proyek, serta menentukan urutan yang logis untuk memaksimalkan pemahaman dan retensi siswa.

Proses ini merupakan inti interaksi guru dengan materi pembelajaran. Menyajikan bahan ajar kepada siswa menandai langkah awal dalam proses pembelajaran. Metode penyajian informasi akan mempengaruhi bentuk dan intensitas partisipasi siswa serta pengalaman belajar yang akan dikembangkan. Jika informasi disajikan dalam bentuk final dan rinci, partisipasi siswa cenderung rendah karena mereka hanya diharuskan mengikuti alur yang ada untuk memahami materi. Namun, jika siswa harus secara mandiri membangun, menyempurnakan, dan menginternalisasikan pemahamannya, maka mereka harus terlibat secara aktif secara mental.
Ini sejalan dengan teori paham konstruktivis yang mengatakan bahwa learning as an active process in which learners construct and internalisenew concepts, ideas and knowledge based on their own present and past knowledgeand experiences (Cohen, Louis, 2010: 181), artinya pembelajaran sebagai proses aktif di mana peserta didik membangun dan menginternalisasikan konsep, ide, dan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka saat ini dan di masa lalu.
Mengingat pentingnya hal tersebut, maka penyajian informasi dan kegiatan yang menyertainya harus diuraikan secara eksplisit dan rinci. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan skema dan pengalaman belajar yang ada.
Sebelum skema baru yang "permanen" terbentuk, informasi yang diterima mungkin menciptakan ketidakseimbangan internal dalam skema pelajar. Hal ini sering ditandai dengan reaksi spontan seperti keraguan, penolakan, atau penerimaan bersyarat oleh pelajar. Situasi ini bergantung pada kompleksitas dan kebaruan informasi yang diterima. Jika informasinya rumit dan benar-benar baru, keadaan ketidakseimbangan dapat bertahan dalam waktu yang relatif "lama". Namun, jika informasinya sudah familiar, maka dapat dengan cepat diadaptasi. Intinya, sebelum informasi diintegrasikan ke dalam skema yang ada pada pelajar, ketidakseimbangan akan terjadi, yang memulai proses adaptasi. Adaptasi ini dapat dilakukan secara mandiri, melalui interaksi teman sebaya, atau di bawah bimbingan guru. Dalam model ini, proses adaptasi dilakukan secara berkelompok melalui kegiatan inkuiri. Melalui inkuiri, siswa membangun pemahaman yang mungkin masih bersifat hipotetis. Untuk memastikan pengetahuan tersebut bermakna dan dapat diterapkan, diperlukan langkah penyempurnaan, dimana siswa mengkaji aspek-aspek pengetahuan yang telah diperolehnya secara lebih rinci.

C.Kelebihan Dan Kelemahan Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran melalui metode tertentu mempunyai kelebihan dan kekurangan, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan instruksional guru. Sebelum memasukkan metode inkuiri ke dalam pengajaran, penting untuk memahami sepenuhnya dampaknya. Metode inkuiri memerlukan keterlibatan aktif dalam pemecahan masalah, di mana siswa merumuskan, mengeksplorasi, menguji, dan menyimpulkan.
Penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat memperkuat proses pembelajaran, mendorong partisipasi dan aktivitas siswa. Keterlibatan yang meningkat ini memfasilitasi pembentukan dan penyempurnaan konsep-konsep dasar, membantu retensi memori dan transfer ke skenario pembelajaran baru. Selain itu, ini memberi siswa banyak waktu untuk menyerap dan mengintegrasikan informasi. Dengan menyimpang dari pendekatan tradisional yang berpusat pada guru, di mana instruktur menentukan dinamika kelas, siswa dapat mengeksplorasi beragam sumber belajar secara mandiri, menumbuhkan kebiasaan belajar mandiri yang positif dan berkontribusi pada pengembangan pendidikan demokratis. Selanjutnya melalui diskusi berbasis inkuiri, pendidik dapat mengukur kedalaman pemahaman siswa dan pemahaman terhadap konsep yang dibahas.
Selain dampak positifnya, metode pembelajaran inkuiri juga mempunyai kelemahan. Hal ini menuntut tingkat kecerdasan siswa yang tinggi; dengan demikian, siswa yang kurang mahir secara intelektual mungkin menghasilkan hasil belajar yang kurang efektif. Meningkatkan kecerdasan siswa memerlukan perubahan kebiasaan belajar mereka dari penerimaan informasi yang pasif menjadi keterlibatan aktif. Demikian pula, guru harus beralih dari sekadar penyedia informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing, suatu perubahan yang tidak lazim dilakukan.
Pembelajaran kelompok dengan metode ini mungkin akan merugikan anggota yang tidak aktif, khususnya pada kelompok usia yang lebih muda seperti sekolah dasar, di mana beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam berpartisipasi. Implementasi yang efektif memerlukan bimbingan guru yang ekstensif, sehingga menimbulkan tantangan di kelas besar. Selain itu, hal ini memerlukan banyak waktu dan upaya, dengan efektivitas yang berkurang jika lingkungan kelas tidak mendukung atau ketika guru kurang menguasai kelasnya.
Namun, metode inkuiri bertujuan untuk menumbuhkan disiplin intelektual dan keterampilan pemecahan masalah, mendorong keterlibatan aktif siswa. Pemanfaatannya dalam proses pembelajaran memberikan manfaat yang besar, merangsang berpikir kritis, menumbuhkan kemandirian, objektivitas, kejujuran, dan keterbukaan, serta memupuk bakat dan keterampilan individu. Melalui pendekatan ini, peserta diharapkan termotivasi sehingga menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Eksplorasi lebih rinci mengenai kelebihan dan kekurangan metode inkuiri adalah sebagai berikut.

a)Kelebihan Metode Inkuiri
1.Peningkatan Retensi Memori
Ketika siswa menemukan jawabannya sendiri, proses pembelajaran menjadi berkesan karena mereka terlibat dalam penemuan diri, membantu retensi memori dan memfasilitasi transfer pengetahuan ke konteks pembelajaran baru.

2.Kemahiran Pemecahan Masalah
Pembelajaran inkuiri membekali siswa dengan keterampilan untuk menangani skenario masalah baru secara langsung. Dengan menekankan pemikiran kritis dan analisis, siswa belajar menavigasi dan menyelesaikan masalah secara efektif.

3.Peningkatan Motivasi untuk Penemuan
Siswa secara intrinsik termotivasi untuk mengekspresikan ide-ide mereka dan mengembangkan metode untuk mengujinya, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mendorong eksplorasi ide-ide baru.

4.Meningkatnya Minat Belajar
Keterlibatan aktif dalam kegiatan berbasis inkuiri menumbuhkan rasa senang dalam belajar, sehingga meningkatkan minat siswa terhadap materi pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun