Mohon tunggu...
M. IMDAD ROBBANY
M. IMDAD ROBBANY Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Akhlak lebih tinggi nilainya dari pada kecerdasan.!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menentukan Takdir Tanpa Tuhan dari Paham Aliran Qodariyah

29 September 2018   22:23 Diperbarui: 1 Oktober 2018   12:25 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. Pengertian

Pengertian Qodariyah secara etimologi berasal dari bahasa arab, yaitu qadaro yang berarti bermakna kekuatan dan kemampuan. Dan adapun secara terminologi istilah Qodariyah adalah suatu kelompok aliran yang percaya tentang bahwa segala tindakan umat manusia tidak di intervensi Allah. Dan aliran ini sendiri berpendapat bahwa tiap-tiap manusia adalah pencipta bagi semua perlakuannya, Manusia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendak manusia itu sendiri. Aliran Qodariyah ini sendiri lebih menekankan atas semua kebebasan dan kekuatan manusia tersebut dalam mewujudkan semua perbuatan-perbuatannya.

Menurut Ahmad Amin, orang-orang yang berpaham Qodariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk.

Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal bukan dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada Qodar tuhan.

B. Sejarah latar belakang Qodariyah

Dalam sejarah lahirnya Qodariyah tidak diketahui secara pasti dan masih merupakan sebuah perdebatan, Akan tetapi menurut Ahmad Amin, ada sebagian ulama teologi yang mengatakan bahwa Qodariyah pertama dimunculkan oleh Ghilan ad-Dimasyqi dan Ma'bad al-Juhani pada sekitar tahun 70 H/689 M.

Ibnu Nabatah mejelaskan dalam kitabnya, menyebutkan sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad Amin yaitu, aliran Qodariyah pertama kali dikemukakan oleh orang Irak yang pada mulanya beragama Kristen. yaitu namanya adalah Susan, dan demikian juga pendapat Muhammad Ibnu Syu'ib. Dan sementara menurut W. Montgomery Watt menemukan berkas lain yang menyatakan tentang paham Qodariyah yang terdapat dalam kitab ar-Risalah dan ditulis untuk Kholifah Abdul Malik oleh Hasan al-Basri pada sekitar tahun 700 M. Pada segi politik kehadiran aliran Qodariyah yaitu sebagai isyarat menentang politik dari Bani Umayyah, oleh karena itu kehadiran Qodariyah dalam wilayah kekuasaannya selalu mendapat tekanan.

C. Doktrin ajaran

Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghalian tentang ajaran aliran Qodariyah bahwa manusia sendirilah yang melakukan kebaikan atas kehendak dan kekuasaan sendiri dan manusia sendiri pulalah yang melakukan atau menjauhi  perbuatan-perbuatan jahat atas kemauan dayanya sendiri, Dan tokoh an-Nazzam menyatakan bahwa seorang manusia  hidup mempunyai kekuatan, dan dengan kekuatan itu manusia itu sendiri dapat berkuasa atas segala perlakuannya.

Dengan demikian bahwa sesungguhnya segala perbuatan atau tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri, manusia mempunya hak kewenangan untuk melakukan semua perbuatan atas kehendaknya sendiri baik berbuat kebaikan maupun berbuat jahat, Oleh karena itu manusia berhak mendapatkan pahala atas semua kebaikan yang itu dilakukannya dan begitu pula berhak memperoleh hukuman atas semua kejahatan yang di perbuatnya. Ganjaran kebaikan disinilah disamakan dengan balasan surga kelak di akhirat dan begitu pula sebaliknya mendapatkan ganjaran siksa dengan balasan neraka kelak di akhirat, itu didasarkan atas pilihan pribadinya sendiri, bukan oleh takdir tuhan.

Faham takdir yang dikembangkan oleh aliran Qodariyah berbeda dengan konsep yang umum yang biasanya dipakai oleh orang bangsa arab kala itu, Yaitu paham yang mengatakan bahwa nasib manusia telah ditentukan terlebih dahulu dalam melakukan perbuatannya. manusia hanya bertindak menurut nasib yang telah ditentukan sejak azali terhadap dirinya. dengan demikian takdirnya adalah ketentuan Allah yang diciptakannya bagi alam semesta beserta semua isinya, sejak azali yaitu hukum yang dalam istilah al-Qur'an adalah Sunnatullah. secara alamiah sesungguhnya semua manusia telah memiliki takdir yang tidak bisa diubah, Manusia dalam bentuk dimensi fisiknya tidak dapat berbuat lain, kecuali mengikuti hukum alam. Misalnya manusai ditakdirkan oleh tuhan kecuali tidak mempunyai sirip seperti ikan yang mampu berenang di lautan lepas, demikian juga manusia tidak mempunyai kekuatan seperti gajah yang mampu membawa barang seratus kilogram

D.  Pokok-pokok ajaran Qodariyah menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya yaitu Fajrul Islam    sebagai berikut.

     a. Allah SWT, Tidak menciptakan amal perbuatan seorang umat manusia, melainkan manusialah yang menciptakannya dan karena itulah maka                    manusia akan menerima pembalasan baik atas segala amal baiknya, dan begitu pula sebaiknya menerima balasan buruk atas segala amal                            perbuatannya yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah berhak dikatakan adil.

     b. Kaum Qodariyah berpendapat bahwa akal pikiran manusia mampu mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik ,walaupun Allah tidak                      menurunkan agama. sebab segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.

     c. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir dan bukanlah mukmin, tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal.

     d. Kaum Qodariyah sendiri mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalamhati bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seperti                               kudrat,hayat,mendengar dan melihat yang bukan dengan zatnya sendiri. Menurut paham mereka sendiri Allah SWT, itu mengetahui, hidup,                     melihat, mendengar, berkuasa dengan zatnya sendiri.

didalam al-Qur'an dapat dijumpai ayat-ayat yang menimbulkan paham Qodariyah, yaitu yang berbunyi.

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dai tuhanmu; Maka Barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami telah sediakan bagi orang yang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika meraka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." {QS. Al-Kahfi ; ayat 29.}

Tokoh-tokoh aliran Qodariyah.

a. Ma'bad Al-Juhani

b. Ghoilan al-Dimasyqi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun