Amalan mingguan yaitu: Khotaman TQN (Manfaat ijabah dan makrifat)
Amalan Bulanan yaitu: Manakiban ( Tuan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani q.s)
Amalan Tahunan yaitu: shalat sunah nishfu syaban, shalat sunah rajab, shalat sunat lisyukur nikmat 17 Agustus. dll.
Amalan lainnya seperti riyadhah.Â
Abah sepuh, Pendiri Suryalaya: Abah Sepuh dilahirkan pada 1836 M di Kampung Cicalung. Bojongbenteng. Kecamatan Tarikolot. Ibunya Bernama Emah. Ayahnya bernama Raden Nur Muhammad (Nurapraja atau Eyang Upas) termasuk mempunyai kedudukan sosial ekonomi terpandang karena mempunyai akhlak baik. memegang jabatan upas (petugas keamananan) di Tingkat kecamatan, memiliki tanah yang luas serta jumlah anggota famili yang banyak. Sejak masa anak, hobi Abah Sepuh ialah belajar. Belajar ngaji Al-Qur'an, shalat, dasar-dasar agama (ushuluddin dan fikih) dari orang tuanya sendiri. Juga belajar memasyarakat seperti gemar belajar bercocok tanam, bertani, belajar menjala ikan, belajar menyumpit burung. belajar menangkap binatang buruan.
Pada Usia baligh. Abah Sepuh dikirim orang tuanya untuk ngaji dan mesantren di Sukamiskin Bandung. terutama belajar ilmu fikih dan ilmu alat. Makin dewasa, la lebih tertarik belajar ilmu tasawuf dan tarekat. Tarekat Qodiriyah wan Naqsyabandiyah (TQN) Beliau tekuni dari Syekh Tholhah Cirebon dan Syekh Kholil Madura. Tahun 1905, saat usia Abah Sepuh 69 tahun di Kampung Godebag tersebut didirikan Pondok Pesantren Suryalaya
Tahun 1907, Syekh Tholhah berkenan hadir dan menyaksikan perkembangan berbagai kegiatan Pondok Pesantren Suryalaya. Dalam pandangan batinnya, Pesantren Suryalaya akan menjadi pusat pengembangan TQN yang Makmur di masa yang akan depan.
Tahun 1908, Abah Sepuh pada usia 72 tahun diiangkat sebagai mursyid TON oleh Syekh Tholhah di Trusmi Cirebon. Abah Sepuh dibantu oleh 9 orang wakil talqin dan meninggalkan wasiat untuk dijadikan pegangan dan jalinan kesatuan dan persatuan para murid atau Ikhwan. yaitu Tanbih.
Pada tahun 1956 di usia yang ke-120 tahun. Abah Sepuh berpulang ke rahmatullah, Kepemimpinan dan
 kemursyidannya dilimpahkan pada putranya yang kelima, yaitu KH Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra (Abah Anom).