Tahun 2014 akan menjadi tahun yang penuh tantangan dan menuntut berbagai strategi bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan hasil pemasaran. Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan dari sepuluh asosiasi pelaku industri Indonesia pada acara MarkPlus Conference ke-8, di Hotel Ritz Carlton di Pacific Place, Jakarta, Kamis (12/12/2013).
Salah satu tantangan besar yang akan dihadapi dunia pemasaran di 2014 adalah hadirnya berbagai kebijakan baru yang dinilai memberatkan pelaku usaha. Kenaikan UMR, kebijakan baru mengenai pajak progresif kendaraan bermotor, isu kenaikan biaya balik nama, serta kebijakan Loan to Value bagi kredit perumahan adalah beberapa di antaranya.
"Kenaikan UMR dan isu naiknya pajak progresif dan biaya balik nama bisa menjadi kendala untuk penjualan mobil tahun depan," ungkap Wakil Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yongki D Sugiarto.
Menurut Yongki, Gaikindo akan menyiasati hal tersebut dengan menjadikan Low Cost Green Car (LCGC) sebagai tulang punggung penjualan mobil di Indonesia. Dia berpendapat peningkatan penjualan LCGC tidak akan menambah kemacetan di perkotaan.
"Kami (Gaikindo) tidak setuju mobil (pribadi) dianggap biang kemacetan. Di Jakarta, misalnya, kemacetan lebih disebabkan karena kurangnya transportasi masal. Gaikindo menyatakan siap membantu pemerintah dalam mengatasi traffic congestion," imbuhnya.
Dari sektor properti, Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) juga mengeluhkan kebijakan kredit perumahan Loan to Value dari BI.
"Beberapa kebijakan baru di kuartal ketiga, seperti Loan to Value dari BI, membuat kami kesulitan memenuhi prediksi pertumbuhan 20 persen selama tahun 2013. Untuk tahun depan, kami akan fokus pada penjualan rumah kecil," ungkap ketua umum Apersi Anton R. Santoso.
Selain lahirnya kebijakan baru di 2013, diskusi MarkPlus Conference juga menyoroti perubahan pola konsumsi masyarakat terkait beberapa isu dan perhelatan nasional dan internasional yang akan terjadi di 2014. Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alex Sinaga optimis pertumbuhan usaha di bidang telekomunikasi dan informasi akan tetap baik menyongsong perhelatan pemilihan umum 2014.
"Seperti tren tahun-tahun sebelum, sekalipun GDP melambat, industri ICT selalu mengalami anomali dan tidak terpengaruh naiknya nilai tukar dolar AS. Even pemilu dan arus pertukaran informasi di sekitarnya akan berimbas positif bagi usaha IT," paparnya.
Namun, untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan, dia mengingatkan para pelaku usaha untuk terus menciptakan hal-hal baru.
"Satu hal yang perlu terus dikembangkan adalah inovasi," imbuhnya.