Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cabai-ku Larang

23 September 2023   04:22 Diperbarui: 23 September 2023   04:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tak pernah kubaca cabai se puitis ini,
indah letak kata disertai dalam makna.
kucoba terka apa maksudnya,
seraya mengamati tindak-tanduknya.

Oh, cabai. tak pernah kau seromantis ini.
minta dipuja dan dipuji
kalau bisa hapus caci maki.
cabaiku yang baik hati. 

cabaiku penuh vitamin,
untuk menghangatkan sepotong hati yang dingin.
Rasa pedas dimulut,
menjadi nyala api selepas disulut.

cabai,  aku lah pemuja mu.
Kubeli kau lewat ibuku.
sayang disayang, mahalnya hargamu.
buatku ingin menangis menahan malu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun