Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Film

Perenungan Pasca Menonton Trilogi Before (Bagian Satu)

3 Juli 2022   10:54 Diperbarui: 3 Juli 2022   10:57 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya lucu untuk memulai tulisan, yang aku pun tak tahu bagaimana memulai dan mengakhirinya. Hanya sebuah kalimat-kalimat yang muncul di kepala dan meminta untuk dipublikasikan. Jadi bagaimana memulainya ?

Beberapa waktu yang lalu aku memiliki masalah. Mengenai perasaan yang dipendam. Jadi aku memutuskan untuk menonton sebuah trilogi film, yaitu Trilogi "Before". Film pertama berjudul "Before Sunrise", film kedua berjudul "Before Sunset", dan yang ketiga berjudul "Before Midnight". Kemarin aku sudah menyelesaikan kedua film dan hari ini aku putuskan untuk menonton film ketiga. Sayangnya, baru menit ke 23:46, aku sudah tidak sabar untuk menulis kesan ku terhadap film ini.

Film pertama dirilis  pada tahun 1995, film kedua dirilis pada tahun 2004, dan yang ketiga pada tahun 2013. Ketiga film ini dibintangi oleh Ethan Hawke dan Julie Delpy. Hal ini membuat kita sebagai penonton merasa memiliki ikatan kuat dengan para aktor. Karena kita melihat pertumbuhan karakter ini dari ketiga film ini. Konflik di setiap film pun disesuaikan dengan umur dan kondisi mereka.

Pada film pertama, kita disuguhkan dengan pasangan yang berumur 20an. Kita melihat percintaan yang menggelora, petualangan, berani mengambil resiko dan idealisme. Bagi yang sudah melewati fase umur itu, mungkin akan teringat kembali bagaimana pikiran ideal kita mengenai semua hal entah pekerjaan, pasangan dan hidup yang kita inginkan. Fase di mana salah atau benar, tidak terlalu dipikirkan. Fase hidup mencari jati diri dan berfokus pada apa yang kita inginkan.

Kembali lagi ke film, jesse dan celine (nama kedua tokoh) tidak sengaja bertemu di sebuah kereta. Sebenarnya, mereka memiliki tujuan yang berbeda di winna.  Jesse berencana untuk kembali ke Amerika esok harinya dan celine mau kembali ke paris untuk sekolah. Tapi mereka memutuskan untuk bersama semalamam di kota Winna. Mungkin bisa dibilang film ini meromantisasi jatuh cinta pada pandangan pertama.  

Film ini diisi oleh percakapan dan perjalanan menjelajah kota winna yang dilakukan kedua tokoh. Pada awalnya, ada kecanggungan di antara mereka. Namun, semakin lama, kecanggungan itu mencair dan terbentuklah sebuah ikatan. Ikatan yang membuat mereka tidak mau berpisah pada keesokan paginya. Dan terbentuklah janji untuk bertemu 6 bulan dikota yang sama.

Reaksi ku saat menonton film ini adalah senyum-senyum sendiri. Mendengar dan melihat bagaimana mereka berinteraksi dan saling mengobrol. Bercerita mengenai kehidupan mereka dan mungkin juga mantan mereka. Melihat semangat feminisme yang dibawa oleh celine dan  sikap puitis --romantis jesse yang lucu, membuat aku jadi senyum-senyum sendiri. 

Jadi teringat masa masih sma dan kuliah dulu. Semangat masa muda yang ingin mencapai semuanya, kebodohan dan kesalahan, serta harapan-harapan yang tinggi, mengisi masa muda ku dan mungkin saja juga bagi semua anak muda didunia ini. 

Sekilas ada rasa sedih, melihat waktu muda yang semakin jauh. Dan ketika realita tidak sesuai cita-cita, terselip rasa kecewa.  Ada penyesalan-penyesalan yang bermunculan, kenapa tidak memanfaatkan waktu muda untuk menjelajah, merantau, dan belajar lebih banyak.

Tapi, realita yang kuhadapi saat ini merupakan hasil tempaan dari begitu banyak masalah yang bertubi-tubi datang. Memang tidak sesuai ekspektasi, tapi aku cukup puas dengan yang ada saat ini. Aku sendiri yakin jika  aku akan mampu meraih cita-cita ku. Entah esok atau esok nya lagi. Yang penting adalah tetap berusaha dan bertawakal.

Mungkin itu refleksi ku untuk film pertama. Untuk refleksi ku mengenai film kedua dan ketiga, akan kutulis pada artikel selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun