sejak aku memutuskan pergi
sedetik kemudian semua menguap ke langit
bukan air, tapi perasaan yg menghilang tanpa bekas
selanjutnya, ia mengkristal dan menyebabkan hujan air mata
Lama ...
sesekali guntur yang terdengar seperti isakan
dan gemuruh yang terdengar seperti raungan kesedihan mendalam
kuminum kopi panas disudut ruangan
menikmati badai dalam ketenangan, itulah yang kubutuhkan
kulihat, semua gambar dirimu memudar ditengah hujan
hanya ada satu yang tersisa
Patungmu yang tersenyum seakan akan mengejek aku, hina
ku menatap nya cermat seraya berharap waktu akan memakan mu habis
Hingga tak bersisa
catatan: sudah pernah di posting di akun facebook (www.facebook.com/marisa.prasetyawati)Â
dan instagram (@simha.marisa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H