Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Janji Sampah dan Mulut Busuk

7 April 2017   13:20 Diperbarui: 7 April 2017   13:25 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

.. busuk !
.. busuk !
Mulut mu bau busuk
Di hidungku, bau busukmu kian menusuk
Di otakku, kata katamu mulai membusuk.

.. sampah !
.. sampah !
Janji - janjimu hanya sampah
Ucapanmu tak sudi aku jamah
Melihat senyum palsumu, mataku memerah.

Sial, bau busuk dan sampah mu mulai menyebar
Dari rumah pak er te sampai tetangga sebelah berkoar - koar
'Kebaikan' dan 'kedermawanan'mu diumbar - umbar
Sumpah mati, aku tak mau dengar.

Kata orang kampung, pribadiku terlalu keras
Tak bisa dibujuk, apalagi dibayar pake beras
Karena kesal, kau pun mulai memeras
Mengancamku, orang yg tak pernah belajar di kelas

Aduh, gusti apa yang mesti kulakukan ?
Tak adalagi kerabatku yang mau lagi mendengarkan
Peringatanku atas orang berdasi itu, tidak diindahkan

Kukatakan, orang berdasi khendak menjarah harta kita
Tapi mereka tak mau percaya
Malah aku diejek bahkan dianiaya
Mereka katakan aku kolot dan tua
Mereka tak sadar, adanya bahaya
Yang datang dari kelalaian menjaga alam dan seisinya.

Oh, Gusti...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun