Mohon tunggu...
Robbi Ramdani
Robbi Ramdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Bahasa Inggris yang memiliki ketertarikan pada ilmu Bahasa dan Kebudayaan global dengan menjunjung tinggi seni berbahasa melalui komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Nasi Goreng: Primadona Lokal hingga Internasional

24 Agustus 2023   11:28 Diperbarui: 24 Agustus 2023   11:40 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com: Nasi Goreng, comfort food orang Indonesia.

"Pernahkah kalian berpikir sejenak saat hendak memesan makanan di sebuah restoran karena saking beragam menunya, tapi yang dipilih di akhir tetaplah Nasi Goreng?"

Nasi goreng merupakan salah satu makanan Indonesia yang tiada seorang pun di Indonesia ini yang tidak tahu akan kelezatannya. Mulai dari kalangan menengah ke atas hingga menengah ke bawah, semuanya sangat menyukai Nasi Goreng. Tidak heran kecintaan kita pada Nasi Goreng menjadi gaungan suara di kancah internasional untuk memperkenalkan kuliner khas Nusantara. 

Nasi Goreng baru-baru ini dipilih sebagai makanan berbahan Nasi terlezat sedunia mengalahkan Nasi Biryani dari India dan Paella dari Spanyol. Ini membuktikan bahwa dunia juga telah mengakui dan takluk pada kelezatan Nasi Goreng.

Banyak dari kita pasti berpikir, kok bisa Nasi Goreng banyak disukai oleh orang luar?


Kebanyakan orang mancanegara menyukai Nasi Goreng karena simplicity-nya dan Versetaillity-nya. Nasi goreng dapat di buat dengan mudah, poin plus. Bahan nasi goreng juga dapat diubah sesuka hati, poin plus lagi. Banyak hidangan luar negeri seperti masakan Perancis, yang dijuluki sebagai hidangan nomor 1 di dunia, membutuhkan bahan yang tidak kalah rumit dan tidak bisa didapatkan oleh sembarang orang. Ambil saja contohnya Caviar, telur ikan hiu. Atau Eadeble Gold dan Gold Leaf. Bahkan untuk sebuah hidangan saja, kita memerlukan bahan berkelas. Terdengar seperti sebuah pemborosan hanya untuk sebuah hidangan. 

Daya tarik lain Nasi Goreng yang ditawarkan pada lidah mancanegara adalah complexity dari pada rasa yang terkandung dalam setiap suapan nasi goreng. Nasi goreng yang memiliki berbagai variasi, tentu saja bumbu yang digunakan juga beragam. Namun yang paling sering ditemukan khususnya di restoran mancanegara adalah Nasi Goreng Klasik, dengan sambal dan kecap manis sebagai bumbu dasarnya. Perlu diketahui bahwa kecap manis memegang peranan penting untuk memikat lidah mancanegara. 

Rasa kecap manis yang menutupi setiap butir nasi itu merupakan rasa baru yang tak pernah dirasakan oleh lidah mancanegara. Kecap manis mengandung banyak sekali gula, dan ketika gula digunakan dalam bahan masakan yang langsung bersentuhan dengan api, ia akan berubah menjadi rasa yang mendekati sesuatu bagi lidah mancanegara sangatlah dikenal. Yup, karamel. 

Karamelisasi yang terjadi pada nasi goreng dikarenakan panasnya api pada wajan dan bercampur dengan harumnya sebuah sambal, dengan berbagai rempah di dalamnya, menjadi satu harmoni yang tak bisa ditolak oleh siapapun. Jika kita menyederhanakan rasa karamelisasi di nasi goreng seperti apa, maka rasa kecap gosong adalah jawaban yang tepat. Orang mancanegara tidak pernah menemukan rasa kecap gosong di makanan mereka. Inilah yang menjadikan Nasi Goreng sangat diminati oleh lidah mancanegara.

Nasi goreng juga merupakan simbol persatuan Indonesia yang berhasil menyatukan berbagai lidah tanpa melihat perbedaan mereka. Sejak dibawa oleh para pedagang dari Tiongkok di masa lampau, nasi goreng sudah menjadi makanan yang dicintai nenek moyang nusantara. 

Perlu diketahui, pada awalnya panganan utama kita bukanlah nasi melainkan umbi-umbian. Selain itu, kita juga tidak pernah tahu teknik menggoreng menggunakan minyak sebagai cara mengawetkan makanan. Baru setelah para pedagang dari Tiongkok masuk di Nusantara, kita semua diperkenalkan dengan panganan berupa nasi dan teknik menggoreng. Latar belakang para pedagang dari Tiongkok akan nasi goreng adalah karena keengganan mereka untuk memakan makanan dingin, namun di lain sisi juga tidak boleh menyisakan makanan. Jadilah mereka memanaskan makanan sisa untuk dapat disantap. 

Setelah masuk ke nusantara, nasi goreng berubah cita rasanya menyesuaikan citarasa lokal. Penambahan terasi dan merupakan akulturasi dengan budaya tanah Pasundan. Penggantian bacon atau daging babi menggunakan ayam, sapi atau kambing, bahkan seafood merupakan akulturasi dengan mayoritas muslim di Indonesia yang tak bisa mengonsumsi babi. Masih banyak lagi perubahan-perubahan yang terjadi pada nasi goreng dan menjadikannya makin diminati bahkan tak lekang oleh zaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun