MRT Jakarta mengungkapkan bahwa telah merancang rute tambahan selain rute South-North dan juga West - East. Rancangan ini didasarkan pada kekusutan akan laju kendaraan di sekitar Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Hal ini juga didukung dengan sangat minimnya angkutan umum yang mengakomodasi sepanjang jalur TB Simatupang.Â
Rute baru ini diharapkan dapat lebih menunjang aktivitas warga Ibukota yang bermukim dan bekerja di sekitar jalur pembangunan. Adapun rute baru ini akan di mulai dari Stasiun Fatmawati hingga Stasiun Kampung Rambutan sebagai stasiun akhirnya.Â
Jakarta sebagai Ibukota negara berperan penting dalam menyumbang perekonomian negara dan menopang banyak tenaga kerja dari berbagai penjuru Indonesia.Â
Mobilitas Jakarta yang dipenuhi oleh banyaknya pendatang dari luar kota membuat Jakarta tidak bisa terlepas dari kemacetan di setiap jengkal jalannya.Â
Berbagai titik kemacetan sering ditemukan di penjuru Jakarta. Kemacetan lazim terjadi di waktu berangkat kerja pukul 06.00 - 09.00 WIB, serta waktu pulang kerja mulai pukul 15.00 - 21.00 WIB.Â
Walaupun sudah ditopang oleh berbagai moda transportasi yang memadai seperti TransJakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, KRL Commutter serta Mikrotrans, namun tetap saja angka kemacetan tidak dapat ditekan.Â
Beberapa titik kemacetan yang kerap kali menghambat mobilitas warga Jakarta salah satunya adalah sepanjang jalan Lenteng Agung, Pasar Minggu menuju TB Simatupang dan RS Fatmawati.Â
Berbagai alasan dapat menjadi latar belakang terciptanya sebuah kemacetan di sebuah jalan. Hal yang paling berkontribusi dalam kemacetan di sepanjang Jalan TB Simatupang adalah pertemuan arus kendaraan dari berbagai titik baik melalu persimpangan maupun pintu keluar-masuk jalan Tol.Â
Arus kendaraan dari Lenteng Agung, Pasar Minggu dan Ragunan menuju TB Simatupang dan Lebak Bulus sangat membebani kepadatan per km jalan tersebut.Â
Tidak hanya itu, sepanjang jalan TB Simatupang juga tidak terdapatnya trotoar pejalan kaki ataupun tempang penyebrangan baik JPO ataupun Zebra Cross, yang secara tidak langsung juga memaksa setiap orang yang punya mobilitas sepanjang jalan tersebut harus menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai tujuannya.Â
Median jalan yang sempit juga memperparah kemacetan dan arus keluar masuk kendaraan. Di situlah MRT Jakarta mengembangkan rencana pembangunan jalur MRT baru di luar rencana awal.Â
MRT Jakarta pada awalnya menggagas akan membuat 2 Jalur MRT yang terbagi menjadi beberapa fase. Fase 1 adalah jalur MRT Jakarta yang saat ini sudah beroperasi melayani pelanggan yaitu Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Kemudian Fase ke-2 adalah rute Bundaran HI hingga Ancol, yang saat ini tengah dilakukan konstruksinya dan ditargetkan selesai 2029 hingga Stasiun Kota.Â
Kemudian Fase 3 merupakan jalur strategis yang diharapkan dapat mengakomodasi banyak orang sepanjang jalur yang dilewati. Yaitu mulai dari Balaraja hingga Cikarang yang direncanakan akan menggandeng Korea Selatan sebagai Vendor dan proses Groundbreaking dijadwalkan pada 2024.Â
Pembangunan Fase ke-4 yaitu rute Lebak Bulus hingga Kampung Rambutan, atau lebih tepatnya mulai dari stasiun Fatmawati hingga Stasiun Taman Mini.Â
Dengan terwujudnya rencana fase 4 ini, akan semakin mendorong Jakarta untuk menyediakan banyaknya opsi transportasi umum untuk digunakan dan memudahkan mobilitas warganya dalam beraktivitas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H