Mohon tunggu...
Riantika Nayla Oktarisa
Riantika Nayla Oktarisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mulawarman

Halo, semua!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soemitro Djojohadikusumo, Kontribusi Strategis Seorang Ekonom dalam Pemerintahan Indonesia

17 November 2024   22:47 Diperbarui: 17 November 2024   22:59 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
times.id & sindonews.com

Pernahkah kamu melihat foto di sebelah kiri? Foto tersebut merupakan salah satu foto bersejarah bagi Indonesia yang memperlihatkan lima orang pria yang sedang berkumpul, kelima pria tersebut adalah Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, Soedjatmoko, Soemitro Djojohadikusumo, dan Charles Tambu.  Mereka merupakan perwakilan dari Indonesia dalam Sidang Dewan Keamanan PBB 1947. Tokoh yang berada pada foto sebelah kanan merupakan Soemitro Djojohadikusumo, siapakah dan bagaimanakah sosok beliau? Apa peranannya bagi Indonesia?

LATAR BELAKANG

Soemitro Djojohadikusumo, lahir pada tanggal 29 Mei 1917 di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Beliau adalah seorang ekonom dan politikus terkemuka Indonesia. Soemitro adalah putra dari Raden Mas Margono Djojohadikusomo, pendiri Bank Negara Indonesia, ketua pertama DPAS, dan anggota BPUPKI

Karena Soemitro merupakan keturunan ningrat, beliau memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan di sekolah menengah Belanda dan berhasil menamatkan sekolahnya di Hoogere Burgereschool (HBS). Lalu, Soemitro melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu di Nederlandsche Economische Hogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda) di Belanda pada tahun 1935 yang kemudian menjadi Fakultas Ekonomi Universitas Erasmus Universitas Rotterdam. Dalam perjalanan akademisnya, Soemitro juga pernah mengenyam pendidikan di Universitas Sorbonne yang berada di Paris selama kurun waktu 1937-1938, beliau memfokuskan studinya pada bidang sejarah dan filsafat.

Soemitro Djojohadikusumo merupakan salah satu tokoh penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang memberikan kontribusi signifikan melalui berbagai peran di pemerintahan. Di era awal kemerdekaan Indonesia, Soemitro menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Natsir (1950-1951), lalu menjasdi Menteri Keuangan dalam Kabinet Wilopo (1952-1953), Menteri Keuangan dalam Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956), Menteri Perdagangan dalam Kabinet Pembangunan I (1968-1973), dan Menteri Riset dan Pengembangan dalam Kabinet Pembangunan II (1973-1978).

Sebagai ekonom hebat pada masanya, Soemitro Djojohadikusumo telah memberikan kontribusi besar dalam kemajuan perekonomian negara. Berbagai kebijakan yang ia terapkan dan gagasan yang ia sampaikan telah memberi dampak signifikan pada perkembangan ekonomi Indonesia. Untuk lebih memahami kebijakan tersebut, mari kita bahas lebih lanjut mengenai kontribusi Soemitro dalam mengubah perekonomian Indonesia.

1. Program Ekonomi Gerakan Benteng

Salah satu kebijakan paling terkenal yang diperkenalkan oleh Soemitro adalah Gerakan Benteng. Dikenalkan pada tahun 1950, program ini bertujuan untuk memperkuat posisi pengusaha pribumi dalam perekonomian yang masih didominasi oleh pengusaha asing. Soemitro menyadari bahwa untuk mencapai kemandirian ekonomi, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada modal asing dan memberi kesempatan kepada pengusaha lokal untuk berkembang.

Gerakan Benteng memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kemandirian ekonomi Indonesia dengan memberikan dukungan kepada pengusaha pribumi. Selain itu, Gerakan Benteng juga berfokus pada mendorong investasi dari pengusaha lokal, dengan menyediakan akses yang lebih mudah ke kredit dan bantuan teknis, agar mereka dapat mengembangkan usaha mereka. Program ini dirancang untuk memperkuat posisi pengusaha pribumi dalam menghadapi persaingan global, sekaligus membatasi dominasi pengusaha asing di berbagai sektor ekonomi yang strategis.

Dalam praktiknya, Gerakan Benteng memberikan dukungan berupa pelatihan, akses ke modal, dan perlindungan terhadap produk-produk lokal. Meskipun menghadapi tantangan dalam hal pelaksanaan dan efektivitas, inisiatif ini menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pengusaha lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun