Mohon tunggu...
Reny Nuraini
Reny Nuraini Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Mahasiswa

Menyanyi, Teater, Bersepeda, Berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hakikat Perempuan: Berdaya atau Perdaya

29 Juli 2024   17:52 Diperbarui: 29 Juli 2024   21:25 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan ibarat tulang rusuk yang bengkok jika diluruskan dia akan patah dan dibiarkan akan semakin bengkok. Perempuan dengan segala sifat dan sikapnya begitu lembut hatinya dan keras perjuangannya. Namun masih saja, perempuan dipandang begitu rendah derajatnya. Seringkali dipertanyakan, apa yang bisa dilakukan perempuan? Mengandung, melahirkan, dan menyusui. 

Pertanyaan tersebut tidaklah salah karena perempuan diciptakan memiliki Rahim dan harapan serta kebahagiaan baru terlahir dari sana. Perempuan juga manusia, mereka diciptakan sebagai makhluk yang sempurna, sama-sama memiliki akal dan hasrat bahkan terlahir pada pijakan yang sama. Ketidaksetaraan perempuan dengan laki-laki karena perempuan-perempuan menjadi bodoh dan mudah diperdaya. 

Sulitnya akses bagi perempuan untuk bisa sekolah menjadi hambatan pada zaman penjajahan di waktu itu. R. A. Kartini adalah tokoh emansipasi wanita dan inspiratif yang telah menegakkan kesetaraan derajat antara perempuan dengan laki-laki dan berpesan bahwa pendidikan sangat penting mendukung peran perempuan yang kelak menjadi istri dan ibu sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Kesetaraan derajat yang dimaksud memperoleh hak untuk sekolah di masa penjajahan.

Ironisnya permasalahan pada perempuan semakin banyak padahal peradaban yang semakin membaik dengan perkembangan teknologi dan globalisasi. Bahkan untuk mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, Negara melaksanakan program wajib belajar selama 12 tahun. Bukan lagi tentang pendidikan, ini lebih pada personality bagaimana memanfaatkan ilmu yang dimiliki dan menggunakan teknologi dengan baik. 

Teknologi dan globalisasi telah meleburkan batas-batas antar satu daerah ke daerah lain maupun antar perihal, Teknologi dan globalisasi berdampak pada proses aktivitas manusia lebih efisien dan efektif. Sisi lain, ini menimbulkan kecenderungan, kecanduhan, dan kebodohan bagi manusia untuk melakukan segala hal dengan instan tanpa memikirkan risikonya. 

Di usia masih anak-anak di bawah umur, dapat dijumpai perkara pergaulan melebihi batas wajar. Mereka dengan berani melakukan aksi dewasa, tidak jarang kali pada akhirnya mereka putus sekolah. Begitu penting, peran orang tua dan keluarga dalam menjaga putrra-putrinya. Sungguh prihatin bahwa di Indonesia banyak terjadi kasus perceraian berdampak pada mental anak bahkan pelecehan kepada anak di dalam keluarga sendiri.

Perlu disadari perempuan memiliki peran untuk kehidupan bersosial dan bernegara. Hakikat perempuan erait kaitannya dengan keberadaan perempuan secara norma dan sistem nilai yang berlaku pada lingkungan tempat perempuan berinteraksi sosial. Bagaimana perempuan menjadi berdaya atau sebaliknya diperdaya kembali pada individu masing-masing. 

Perempuan harus mengetahui potensi dan kekurangan diri sendiri.  Untuk melahirkan generasi berkualitas maka perlu meningkatkan diri perempuan dengan berbagai aktivitas positif untuk pengembangan keterampilan. Selain itu, perlu dipahami pada konteks ini penulis memberitahukan begitu penting dan berharga kerberadaan perempuan pada kehidupan sehingga itu perlu perempuan memiliki daya bukan diperdaya.

 Pada sisi gender, perbedaan antara perempuan dan laki-laki bukan untuk didiskriminasi. Melainkan perbedaan antara perempuan dan laki-laki untuk membangun hubungan harmonis dalam lingkungan bersosial dan bermasyarakat.

Masalah tidak akan selesai jika tidak ada solusi dan rasa peduli, tentunya beberapa pihak terlibat dalam pemecahan masalah ini dari pemerintah, lembaga perlindungan/swasta, dan masyarakat. 

Pemberdayaan perempuan telah dipromosikan segala bentuk aktivitas di pemerintahan, lembaga lainnya masyarakat. Pemberdayaan perempuan sebagai upaya perempuan untuk memiliki kekuatan dan kemampuan dalam memperoleh akses dan kendali terhadap aspek sumber daya, ekonomi,politik, lingkungan sosial dan budaya. 

Pemberdayaan ini bertujuan agar perempuan lebih percaya diri dan mengendalikan diri untuk berpartisipasi aktif pada pencarian solusi dari suatu masalah.Pemberdayaan perempuan bagian dari pemberdayaan untuk masyarakat yang bertujuan terwujudnya masyarakat mandiri dan berpotensi pada suatu daerah serta membantu masyarakat lainnya berkembang dari keterbelakangan maupun kemiskinan.

Tantangan bagi pemberdayaan perempuan adalah minat dan niat serta pemahaman perempuan sendiri. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan bisa dilakukan secara individu maupun organisasi. Adapun penulis memberikan beberapa akivitas pemberdayaan secara individu dalam konteks anak-anak dan remaja, antara lain:

  • Meningkatkan keimanan dan hubungan manusia dengan Tuhan.
  • Bercermin dengan diri sendiri akan kekurangan, kelebihan yang dimiliki dan kesalahan yang pernah dilakukan.
  • Mengetahui kondisi peluang dan ancaman di dalam rumah.
  • Memiliki pendidik (orang tua yang dipercaya/ saudara yang dipercaya/ guru yang dipercaya/  tokoh masyarakat yang dipercaya serta adil dan bijak).
  • Pemanfaatan teknologi dengan menggunakan sebagai bahan pencarian pengetahuan.
  • Menghindari pergaulan dengan lingkaran pertemanan yang toxic.
  • Belajar keterampilan dasar bela diri.
  • Mengikuti berbagai pelatihan dan keterampilan.
  • Mengikuti kegiatan masyarakat.
  • Selektif dalam berteman dengan lawan jenis baik di kehidupan nyata ataupun media sosial.
  • Belajar dengan hal-hal baru.
  • Perbanyak mendengar nasihat-nasihat kehidupan yang baik.
  • Menerapkan kebaikan dan konsistensi.

Selain pada anak-anak dan remaja, bagi seorang ibu dapat memberdayakan diri dengan bertutur dan tingkah laku yang baik sebagai tauladan anak, bersama dalam mendekatkan diri dengan Tuhan, tidak melakukan body shaming atau memperbandingkan anak, memberikan pandangan bahwa yang terjadi bisa berasal dari karma perbuatan yang telah lalu atau sebuah kesalahan diri sendiri atau orang lain, bijak mengarahkan batasan-batasan sesuai norma dan nilai agama, bisa mengendalikan emosi di depan anak, komunikasi terbuka dengan enak, dan seringkali quality time bersama anak maupun keluarga.

Melalui organisasi maupun kelembagaan, pemberdayaan perempuan dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, antara lain:

  • Bimbingan edukasi orang tua terkait pola pikir, sifat, dan sikap anak
  • Bimbingan edukasi orang tua metode bimbingan anak.
  • Bimbingan edukasi orang tua terkait health mental anak di lingkungan keluarga yang tidak harmonis.
  • Bimbingan edukasi nikah bagi pemuda-pemuda.
  • Sosialisasi program keluarga berencana.
  • Seminar keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
  • Pelatihan bagi orang tua terkait usaha rumah tangga;dan lain sebagainya.

Aktivitas individu maupun melalui organisasi bertujuan untuk mendukung dalam penerapan pemberdayaan perempuan.  Hakikatnya perempuan adalah makhluk istimewa tidak hanya mengandung, melahirkan, dan menyusui saja. Namun, memiliki banyak gudang keterampilan dan peran bagi keharmonisan kehidupan. Oleh sebab itu, sebagai perempuan perlu sadar untuk menjadi perempuan berkualitas dan berdaya bukan mudah diperdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun