Jalur-jalur gerigi di berbagai belahan dunia telah mengelektrifikasi jalurnya sebagai cara untuk mengefisiensikan operasionalnya. Salah satu kereta yang bisa menjadi contoh adalah Stadler Fink 3 yang dioperasionalkan oleh Zentralbahn di Swiss.Â
Stadler Fink 3 memiliki spesifikasi sebagai berikut
- Badan/body kereta terbuat dari Aluminium untuk mengurangi beban rangkaian
- Lebar jalur/track gauge 1000mm
- Ouput tenaga pada jalur konvensional 1400kW dan pada jalur gerigi 1600kW.
- Tractive Power pada saat awal pada jalur konvensional 120kN dan pada jalur gerigi 220kN
- Kecepatan maksimum saat mendaki adalah 40 kpj.
- Kecepatan maksimum pada saat turun adalah 29 kpj pada sesi turunan 105 dan 27.5 kpj pada sesi turunan 120.
- Kecepatan maksimum adhesi 120kpj
- Gradien maksimum untuk adhesi 35.
Selain membeli rangkaian kereta baru dan elektrifikasi,penggantian rel dan rekayasa lintasan juga diperlukan untuk meningkatkan daya adhesi kereta di jalur ini. Penggantian rel menjadi rel R54 memang menjadi fokus utama DJKA dalam program reaktivasi jalur kereta api Sumatera Barat.Â
Rekayasa lintas dapat dilakukan dengan melebarkan radius lengkung di jalur tersebut dari 150 meter antara Solok dan Sawahlunto dan 200 meter di jalur lainnya menjadi 300 meter.Â
Pembuatan sistem struktur loop juga dapat dilakukan untuk mengurangi gradien kemiringan jalur tersebut. Peningkatan kapasitas jembatan dan terowongan juga diperlukan untuk meningkatkan standar jalur tersebut sesuai standar nasional.
Dengan adanya alternatif-alternatif yang disebutkan,diharapkan pemerintah dapat menimbang kembali kebijakannya yang akan menggantikan sistem rel gerigi di Provinsi Sumatera Barat dengan kereta metro kapsul.
Sumber :
Antara News, Reaktivasi kereta api tidak terhambat warisan budaya dunia
Kompas, Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto Resmi Jadi Warisan Dunia UNESCO
BeritaTrans, Pengembangan KA di Lintasan Padang - Padang Panjang Terkendala Rel Bergigi
Stadler Rail