Mohon tunggu...
Rizki Fajar Novanto
Rizki Fajar Novanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Railway Enthusiast

Mahasiswa Hubungan Internasional Railway Enthusiast Think Global ! Act Local ! Tinggal saat ini di Depok,Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Jadi Situs Warisan Budaya Dunia, Bagaimana Nasib Rel Kereta Api Begerigi Sumatera Barat?

9 Juli 2019   19:14 Diperbarui: 10 Juli 2019   10:21 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Kereta Sedang Berjalan di Rel Gerigi di Sebelah Sungai di Air Mantjoer. (Sumber : Tropenmuseum)

Kemarin, 8 Juli 2019,Situs Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto,Sumatera Barat masuk ke dalam situs warisan budaya dunia UNESCO. Hal ini menjadi kabar bahagia bagi rakyat Indonesia karena bertambahnya kekayaan warisan Indonesia yang diakui oleh dunia internasional. 

Situs ini masuk ke dalam warisan budaya dunia UNESCO karena keunikan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menunjukkan contoh rangkaian kombinasi teknologi dalam suatu lanskap kota pertambangan yang dirancang untuk efisiensi sejak tahap ekstraksi batubara, pengolahan, dan transportasi, sebagaimana yang ditunjukkan dalam organisasi perusahaan, pembagian pekerja, sekolah pertambangan, dan penataan kota pertambangan yang dihuni oleh sekitar 7.000 penduduk.

Situs Tambang Batubara Ombilin yang Masuk Dalam Situs Warisan Budaya UNESCO. (Sumber : Kompas)
Situs Tambang Batubara Ombilin yang Masuk Dalam Situs Warisan Budaya UNESCO. (Sumber : Kompas)

Namun dibalik kabar bahagia tersebut terselip kabar yang kurang mengenakkan yaitu kabar penggantian jalur kereta api gerigi antara Kayu Tanam dan Padang Panjang dengan kereta Metro Kapsul. Penggantian ini dikarenakan tingginya gradien kemiringan di jalur tersebut sehingga agak sulit untuk meningkatkan kapasitas di lintas tersebut. 

Lokomotif BB 204 di Jalur Gerigi Padang. (Sumber : Maulana Nur Achsani)
Lokomotif BB 204 di Jalur Gerigi Padang. (Sumber : Maulana Nur Achsani)

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyebut pengaktifan kembali jalur kereta api yang menghubungkan bekas tambang batu bara Ombilin Sawahlunto dengan Pelabuhan Teluk Bayur, tidak akan terkendala karena penetapannya sebagai bagian dari Warisan Budaya Dunia UNESCO. Namun Irwan menyebut akan berkonsultasi dengan Badan Pengelolaan "Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto" untuk memastikannya.

Metro kapsul adalah moda transportasi berbasis rel. Berbeda dengan kereta konvensional yang menggunakan roda baja, kereta ini menggunakan sistem ban karet atau disebut rubber-tyred metro. 

Kereta ini dianggap lebih modern dan memiliki kemampuan untuk menanjak hingga gradien 6-10%. Penggeraknya menggunakan tenaga listrik yang akan dialirkan lewat jaringan listrik aliran bawah. 

Dalam operasionalnya kereta ini menggunakan jalan beton yang di sisi kanan dan kirinya diberi guide rel (rel pemandu). Kereta APMS (Aero People Mover System) Skytrain Soekarno Hatta dan Kereta LRT Metro Kapsul yang akan diterapkan di Kota Bandung,Jawa Barat merupakan contoh dari sistem ini. Sistem ini dianggap lebih murah dan dapat dikembangkan di kota-kota menengah. 

Prototype Kereta Metro Kapsul buatan Indonesia. (Sumber : BBC Indonesia) 
Prototype Kereta Metro Kapsul buatan Indonesia. (Sumber : BBC Indonesia) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun