Mohon tunggu...
Muhammad Ali Ramadhan
Muhammad Ali Ramadhan Mohon Tunggu... -

Alumni 26 Vocational High School Jakarta and Currently studying at State University of Jakarta majoring Educational Technology 2014.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stop Diskriminasi Pendidikan di Indonesia

11 Agustus 2014   22:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:48 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun hal ini tetap saja tidak memiliki pengaruh yang besar terutama mereka-mereka yang berasal dari SMK, banyak yang mengalami diskriminasi pada sistem seleksi ini. memang siswa SMK lulusannya diciptakan untuk langsung bekerja setelah lulus.  Tetapi, apakah salah jika ada beberapa siswa nya yang sangat berkeinginan untuk melanjutkan studi nya ke jenajang yang lebih tinggi? Saya akan memberi salah satu contoh diskriminasi yang diterima siswa SMK pada sistem SNMPTN tahun 2013, dimana siswa tersebut sangat memiliki banyak prestasi selama dia mengecap pendidikannya, segala macam sertifikat mulai dari tingkat provinsi, nasional bahkan internasional pun tidak memiliki pengaruh yang amat besar pada sistem seleksi SNMPTN. padahal salah satu kriteria untuk dapat lulus dalam seleksi ini adalah memiliki prestasi berupa dari hasil lomba-lomba yang pernah diikuti. namun kenyataannya adalah nol besar, untuk siswa SMK yang mengikuti seleksi SNMPTN. Maka tak heran kalau siswa/i SMK banyak yang ditolak atau dinyatakan tidak lulus dalam seleksi SNMPTN ini. Mungkin ada aspek lain yang dilihat oleh tiap Perguruan Tinggi untuk menyeleksi mahasiswa barunya, seperti Akreditasi sekolah siswa tersebut, kemudian jumlah alumni yang berada di Perguruan Tinggi Negeri yang dituju. Bagaimana aspek penilaian tersebut di terapkan jika sistem diskriminasi ini masih tetap ada? yang membuat siswa yang bukan berlatar belakang dari SMA sulit untuk mendapatkan jatahnya dalam sistem seleksi ini.

Kasus lain yang dapat saya lihat pada SNMPTN 2014 yaitu adanya syarat yang mengatakan bahwa siswa tingkat SLTA harus memilih program studi yang dituju harus relevan dengan latar belakangnya, sebagai contoh siswa SMK hanya dapat memilih program studi yang sesuai atau yang telah ditentukan oleh panitia misal siswa A berlatar belakang siswa SMK jurusan Komputer&Jaringan, maka jika siswa ini ingin berpeluang "lulus" dalam seleksi SNMPTN maka dia harus memilih program studi yang masih berelevan (ex: Jurusan IT) tapi apakah salah jika siswa tersebut ingin  memilih jurusan yang berbeda dengan latar belakangnya? bahkan ada beberapa perguruan tinggi pada SNMPTN 2014 yang mensyaratkan hanya lulusan SMA yang boleh mendaftar ke perguruan tinggi tersebut serta tidak menerima mahasiswa barunya yang berlatar belakang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Sungguh, saya sangat perihatin dengan sistem pendidikan di Indonesia ini yang masih melihat latar belakang dan segala macam nya.

Saya berharap untuk pemerintah agar hal ini dapat diperhatikan karena banyak diluar sana yang memiliki cita-cita yang amat besar salah satunya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi atau lebih baik seluruh jalur seleksi dibuat dengan cara Ujian Tulis (SBMPTN) atau dengan merubah komposisi kuota jalur seleksi yang ada, maka SBMPTN lah yang harus memiliki kuota yang lebih besar di bandingkan dengan SNMPTN. Agar hal diskriminasi tidak ada lagi ditahun-tahun berikutnya.

Teruntuk kalian semua siswa/i SMK yang sekarang duduk di tingkat 12. buktikanlah bahwa kalian lebih baik dan bisa untuk meraih cita-cita berkuliah di perguruan tinggi negeri melalui jalur seleksi SBMPTN (Ujian Tulis) yang menurut saya lebih baik dan tidak memandang latar belakang pendidikan siswa nya. Saya sendiri adalah siswa SMK yang dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi melalui jalur SBMPTN yang menurut saya lebih baik karena semuanya bersaing menggunakan otak nya masing-masing untuk memperebutkan 1 kursi di perguruan tinggi negeri yang di pilih/tuju, dan begitu juga teman-teman saya yang ditolak pada seleksi SNMPTN, dapat membuktikan dengan banyak nya yang diterimanya di perguruan tinggi negeri melalui SBMPTN dan sekarang mereka pun tersebar di berbagai perguruan tinggi negeri di indonesia contohnya yang ada di Depok, Yogyakarta, Semarang, Bandung dan masih banyak lagi :) Sesungguhnya segala sesuatu harus dimulai dengan niatan yang baik. "If there's a will, there's a way".

Muhammad Ali Ramadhan
Teknologi Pendidikan 2014
Universitas Negeri Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun