Pandangan Abah menyapu di seluruh ruangan dan dinding rumah yang sebetulnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu mewah itu. Namun hawanya terasa sejuk dan nyaman. Foto-foto keluarga mereka terpasang cukup rapi dan banyak di dinding.
Mulai foto ketika mereka pergi haji dan umroh ke tanah suci hingga foto foto kebersamaan mereka berwisata di berbagai kota didalam dan luar negeri.
Foto foto itu menggambarkan betapa bahagia keluarga ini. Tidak hidup mewah , tapi sepertinya hidup berkecukupan.
"Itu foto anak kami yang sudah nikah dan sekarang jadi dokter spesialis kandungan di Surabaya, kalau yang ini anak kami yang juga sudah menikah tapi kerja di Inggris", ucap pemilik rumah yang membuyarkan lamunan Abah.
"Anak saya yang dirumah ada 3 , yang itu Dewi masih kuliah di fakultas Kedokteran dan 2 adiknya masih SMA ", imbuhnya tanpa ada kesan sombong sama sekali.
"Alhamdulillah ya pak, putra putrinya bisa sukses", jawab Abah
"Iya, Alhamdulillah kami selalu diberi kemudahan dan kelancaran rezeki oleh Allah SWT", ungkapnya.
Setelah ngobrol panjang lebar dengan ditemani teh hangat dan pisang goreng bikinan istrinya, akhirnya Abah tau jika teman baru Abah ini sebetulnya usahanya "hanya" mediator properti. Ia usaha menjualkan tanah dan rumah milik orang lain dan jika sukses mendapat fee 2%-2.5%.
Hebatnya , tiap bulan ia selalu bisa closing menjualkan tanah dan rumah milik orang lain, sehingga rezeki nya sangat lancar.
Dan dari sekian ceritanya, ada satu cerita yang menarik bagi Abah, yaitu cerita soal pohon Pace (mengkudu) besar yang tumbuh lebat didepan halamannya yang sempit itu.
Sebuah pohon Pace yang sudah tumbuh bertahun tahun dan selalu berbuah lebat setiap hari.