Saat masih kecil, kita sering diajari berbagai hal oleh orangtua termasuk etika, filosofi, dan lain sebagainya.
dan salah satu ajaran filosofi itu yang mungkin masih melekat hingga sekarang adalah "ilmu padi".
Mungkin dahulu, kita mengabaikan begitu saja ajaran tersebut karena kita masih kecil, belum bisa menerima filosofi tersebut.
Ilmu padi adalah sanepan atau ungkapan-ungkapan yang mengandung makna kias dalam arti luas.
Namun setelah dewasa, kita mengingat-ingat lagi bahwa benar apa yang diajarkan oleh orangtua kita tentang "ilmu padi". Jadi apa itu ilmu padi?
Ilmu padi merupakan istilah nasihat yang mengajarkan kita untuk rendah hati layaknya padi yang semakin berisi, semakin merunduk.
Begitu juga manusia, jika ilmu yang dimiliki semakin banyak, harusnya ia lebih merunduk, bukan congkak menyombongkan keilmuannya.
Biasanya orang yang masih mengumbar pengetahuan atau sok tahu, ilmu yang dimiliki tak begitu banyak, seperti padi yang belum berisi, mudah diombang-ambing oleh angin.
Sebetulnya, ilmu padi tidak melulu soal ilmu, tapi juga berbagai hal termasuk harta, jabatan, dan lain sebagainya.
Meskipun mempunyai harta yang melimpah, jabatan metereng, manusia di muka bumi tak boleh congak.
Harusnya jabatan tinggi dan harta melimpah justru membuatnya merunduk bagaikan padi yang sudah matang, yang sudah penuh berisi.
Bagi masyarakat Jawa, hal seperti itu disebut sebagai 'mandito', menjadi orang yang lebih bijaksana menjelang usia tua.
Orang yang sudah mandito akan mempunyai hati yang bersih, mata batin yang tajam, sehingga setiap ucapannya bisa menjadi nasihat.
Demikianlah penjelasan mengenai 'ilmu padi', filosofi yang biasanya masih dipegang teguh oleh masyarakat Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H