Malena merupakan film besutan sutradara Italia, Giuseppe Tornatore, yang dirilis tahun 2000. Film ini mengajak penonton berpikir banyak hal terutama tentang definisi kenikmatan (pleasure) dan hukumannya.
Tokoh utama dalam film ini adalah Malena (Monica Belucci) seorang wanita matang umur 30-an dengan paras yang cantik dan tubuh yang seksi.
Latar politik film ini adalah massa ketika Italia dikuasi diktator Benito Mussolini. Di sisi lain, film ini menyuguhkan adegan-adegan sensualitas yang membuat saya teringat tentang konsep libido dalam psikonalisis.
Menurut Sigmund Freud, libido merupakan energi psikis yang mendasari segala perilaku manusia sejak keberadaan manusia di dunia.
Libido (id) merupakan hasrat yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu yang berprinsip pada kenikmatan.
Dalam konteks film ini, Malena merupakan sumber energi libido (id) di Kota Sisilia yang membikin kota itu menjadi bergejolak.
Namun seperti halnya konsep psikoanalisis, selain libido (id), ada pula ego dan super ego yang saling berkaitan.
Libido (id)  selalu dibatasi oleh ego yang berprinsip pada realitas. Sedangkan  fase super ego, libido (id) harus berkompromi dengan aspek sosiologis seperti norma atau nilai sosial.
Begitulah Malena, di sisi lain sangat digandrungi para pria di kota Sisilia, di bagian sisi yang lain terbentur oleh norma sosial yang menganggap bahwa hasrat para lelaki di kota itu terhadap Malena justru mendatangkan malapetaka pada kehidupan rumah tangga.
Kendati demikian selalu ada potensi suatu saat libido (id) bakal meledak. Gejolak itu mulai terlihat ketika suami Malena dikabarkan mati di medan perang.
Adegan memperlihatkan penduduk kota Sisilia yang sedang berkumpul di piazza untuk mendengar siaran radio deklarasi perang Mussolini melawan Prancis dan Inggris.
Sementara Renato muda (Giuseppe Sulfari) bersepeda dengan kecepatan tinggi menuju ke batu karang  di tepi laut untuk bertemu teman-temannya.
Pada saat itulah, dia melihat sekilas Malena yang sebetulnya adalah putri guru bahasa latin yang tuli di kelasnya.
Renato mulai mengikuti Malena, bahkan mengintip dari lubang kunci sambil onani. Di antara teman-temannya yang usianya lebih tua, Renato adalah anak bawang karena masih memakai celana pendek.
Sampai di sini, ada Malena yang menjadi janda di Kota Sisilia dan harus mencari akal untuk mempertahan hidup, di lain sisi ada Renato bocah laki-laki naif yang sedang dalam proses mencari jati diri.
Alur terpecah menjadi dua. Antara kehidupan Malena dan Renato. Saat Renato sering berfantasi tentang persetubuhannya dengan Malena. Justru Malena sendiri sedang menghadapi hidup susah sejak ditinggalkan mati suaminya.
Pada momen ini, akhirnya Malena menggadaikan tubuhnya pada para pejabat di kota itu demi bisa bertahan hidup.
Termasuk pengacara yang telah membelanya ketika seorang dokter wanita mefitnah Malena karena merusak rumah tangganya.
Yang paling dramatis adalah ketika tentara Amerika datang untuk membebaskan kota, sedangkan tentara Jerman (pendukung fasis Mussolini) pemakai jasa Malena harus terusir dari kota.
Malena secara mengenaskan diseret ke piazza dan dipukuli oleh gerombolan massa yang mengamuk. Mereka memotong rambutnya. Pada akhirnya, Malena terusir dari kota.
Di antara semua warga yang merasa suci itu, ada Renato yang terus mengagumi Malena. Renato merupakan gambaran dari manusia yang telah membebaskan id-nya dari ego dan super ego.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H