Saya bukan penggemar berat durian, bukan pula kelompok yang membenci durian, merujuk pada beberapa orang yang tak tahan mencium aroma durian.
Kadar kesukaan saya terhadap buah yang berjuluk King of Fruit atau Raja dari Segala Buah ini biasa saja, namun istri saya, sangat suka durian. Mau tidak mau, saya harus menemani jika ia ingin menikmati buah yang kulitnya dipenuhi duri ini.
Semua ini berawal dari kekecawaan beberapa waktu sebelumnya, perihal kurang puasnya istri saya terhadap durian yang dipanen di desa saya di Trenggalek.
Durian dari sana ternyata banyak yang gagal panen seperti buahnya yang cacat sehingga tidak berasa.
Akhirnya kami memutuskan untuk berburu buah durian hingga ke Gemarang, Madiun, Minggu (7/1/2023).
Perlu diketahui Gemarang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Madiun yang lokasinya berada di lereng Gunung Wilis.
Bagi warga lokal Karesidenan Madiun, tentu sudah tak asing dengan Gemarang, yang dikenal sebagai wilayah penghasil durian, meskipun tak sepopuler dengan Ngebel, Ponorogo.
Kami menempuh perjalanan ke Gemarang dari Ngawi, di Google Maps tercatat jaraknya sekitar 34 Km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit berkendara menggunakan mobil.
Masih berdasarkan Google Maps, ada beberapa warung atau penjual yang berjualan durian di Gemarang.
Mendekati lokasi, kami disambut dengan gerimis tipis, pemandangan yang masih asri dengan pepohonan, dan udaranya yang dingin karena berada di dataran tinggi.
Kami berhenti di salah satu warung yang menjual durian, memilih durian, lalu meminta penjualnya untuk membukanya.
Hasilnya, durian Gemarang tidak kecewa, harganya wajar dengan kualitas yang sesuai. Ditambah warung itu juga menyediakan kopi, menikmati durian sambil ngopi di Gemarang yang dingin dan gerimis tipis bikin suasana makin asyik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H