Mohon tunggu...
RM Armaya Mangkunegara
RM Armaya Mangkunegara Mohon Tunggu... Dosen - Advokat -

Dosen - Advokat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hijauku Hujan Seteru

6 Desember 2018   12:26 Diperbarui: 6 Desember 2018   12:33 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kalbu...

Pendahulu berpesan rindu

Mengais secercah harapan

Menyokong indahnya persatuan

Pada nadi mengalir kedamaian

Tumbuh subur di ladang perbedaan

Jauh memandang kekerasan

Dekat melihat persaudaraan


Hijauku...

Hampir semua orang tahu

Terpampar simbol ketenangan

Kearifan berpikir,

Pendulang kelembutan


Jagad raya berbalut warna

Berikat tali ideologi

Demi bangsa, arah rela berubah

Bukan kekuasaan

Bukan pula sekedar sesaat kenikmatan


Itu dulu...

Kala hijau tetap segar

Jelas warna tiada pudar

Cendekia berpegang agama,

Mengajarkan kesejukan makna


Hijauku...

Tetap berwarna dalam suci-berani

Tak dekat merahnya api

Pun jauh putih sok bersih


Sarat nilai lekat perekat

Rakyat dekat, umat selamat

Sulit diterpa badai percekcokan

Pada sekcilpun bagian perbedaan


Hujan turun

Seteru menghilang

Larut dalam ombak kesalahan

Karena benar nampak bingar


Kini tak mudah

Membuka ruang hati yang lelah

Pada mata yang tertutup nista

Amat sulit menilai diri, dosa


Bahkan, pada seteru aduan pun tak tahu

Hanyut dalam detak perasaan benar

Menganggap salah perbedaan

Menganggap benar ketidaktahuan


Di seberang sana...

Tergambar arti saudara

Bukan musuh, bukan pula perusuh

Namun karena seteru tak tahu

Serasa rela menganggapnya lawan


Hijauku...

Ingin rasanya kembali pada pewarnamu

Pemersatu bangsa yang senyatanya satu

Pengikat umat, garda depan rakyat

Tidak pejabat, namun tiada henti berbuat


Untuk Indonesia

Yang merah berani bukan api

Putih suci bukan sok bersih

Hujan turun tumbuh kedamaian

Seteru pun jadi pemersatu

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun