Mohon tunggu...
Lianly Rompis
Lianly Rompis Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Teknik Unika De La Salle Manado

Yesterday We knew nothing, Today We learn more, and Tomorrow We'll have our future with us

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Pena?

9 Maret 2022   12:15 Diperbarui: 9 Maret 2022   13:52 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.canva.com

Malamnya waktu papa pulang, Hana dengan berdebar-debar menunggu reaksi papa. Papa hanya senyum-senyum. Berarti papa nggak marah. Tapi Hana tahu kalau mama sedikit jengkel. Biarin ah. Nyatanya juga mama menempelkan label nama pada peralatan kosmetiknya. Tadi sore Hana sempat melihat waktu melewati kamar mama.

Waktu berlalu. Hobi Hana masih terus berjalan. Mungkin hobinya baru akan berhenti kalau Tiwi tidak lagi membawakan brosur-brosur itu atau mungkin perusahaan pembuatnya telah ditutup. Kapan??!

Suatu petang, disaat semua sedang berada dirumah, ada surat dari pak pos. Tumben pak pos bawa surat. Dari siapa yah? Mama menerima surat itu. Sejenak mama tertegun, mengernyitkan kening. Hana melihat mama memberikan surat itu kepada papa yang lagi membaca koran di ruang tamu. Papa juga mengernyitkan keningnya. Hana jadi penasaran. Papa kemudian membuka amplop surat dan membaca isinya. Kertas suratnya berwarna merah muda dan bergambarkan bunga mawar. Hana dapat melihatnya dengan jelas dari karpet tempat ia duduk. Ia sedang bermain dengan Rona adiknya.

Tiba-tiba papa tertawa. Keras sekali dan terpingkal-pingkal. Wajah papa menjadi   merah   sekali   saking   merasa   lucu.   Mama   meletakkan   jari telunjuknya di depan mulut, menyuruh papa untuk tidak berisik karena nenek sedang tidur dikamarnya. Idih papa, kayak anak kecil saja. Surat itu buat papa yah? Kok ada gambar bunga mawar segala. Merah muda lagi. Apa dari teman cewek yang sekantor dengan papa? Tante Lina? Tante Selli? Masa sih? Masa papa sejahat itu? Kulihat mama juga sepertinya curiga dan heran mengapa papa tertawa. Papa menunjukkan isi surat itu kepada mama. Mama membacanya. Aneh, mama juga tak kuasa menahan tawanya. Mama sampai memegang-megang perutnya karena tidak bisa menahan tawa. Apanya yang lucu? Hana heran.

“Hana, sini! Kamu baca surat ini.” Mama tiba-tiba memanggil. Hana mendekat. Ia dari tadi memang sudah sangat penasaran. Ia tidak mempedulikan lagi adiknya Rona yang mulai menangis karena dicuekin. Hana membaca isi surat itu:

Buat Finna Selesta,

Hai, bisa kenalan gak? Namaku Finno Selosto. Nama kita hampir mirip- mirip kan? Aku tahu namamu dari brosur label nama. Kebetulan ada contoh beberapa koleksi yang ditampilkan dan disitu ada namamu. Aku langsung tertarik melihat nama kita yang hampir sama. Cuma kalau kamu cewek, aku cowok. Aku ingin berkenalan denganmu. Malah aku berharap bisa menjadi sahabat penamu. Aku belum pernah mempunyai seorang sahabat pena.

Aku  tinggal  di  wilayah  Jakarta  bagian  Timur.  Aku  tinggal  bersama kedua orang tua dan kedua adikku. Hobiku memancing, nonton film, bermain sepakbola, dan menggambar. Kalau hobimu apa? Aku saat ini bersekolah di SMP Surya Harapan, tepatnya kelas II Biologi 3. Aku suka sekali belajar Biologi. Cita-citaku ingin menjadi seorang peneliti.

Demikian perkenalan yang singkat dariku. Aku sangat mengharapkan kita bisa menjadi sahabat yang baik. Suratku ini jangan lupa dibalas yah.

SALAM PERSAHABATAN, Finno.

Seperti mama dan papa, Hana pun tak kuasa menahan tawanya sekaligus merasa malu karena surat yang aneh itu. Ya ampun, Finna itu kan nenek. Finno tidak mengira kalau nama pada label nama itu adalah nama nenek yang sengaja dipesan oleh Hana untuk neneknya. Wajar memang, mana mungkin ada nenek-nenek yang memesan label nama? Jadi Finno berpikir Finna itu  masih  seusia atau  tidak terlalu beda jauh dengannya,  sampai berani ngajak kenalan. Kalau dia tahu Finna itu siapa, alamak!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun