Beberapa orang berspekulasi bahwa anak-anak kurang sibuk dari sebelumnya, yang mengartikan mereka memiliki lebih banyak waktu untuk menyenangkan diri sendiri setelah melakukan tugas mereka yang kemungkinan besar akan menurunkan tingkat depresi. Â Belum lagi fakta bahwa kini semakin banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh para remaja.
Namun fakta kemunduran membayangi potensi keuntungan. Konteks yang dibicarakan saat ini ialah tentang manajemen waktu dan bagaimana orang menggunakan media sosial di sini. Sebenarnya anak-anak memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut tetapi kekurangan waktu untuk memberikan waktu sendiri untuk melakukannya. Â Sebaliknya, alih-alih mengerjakan tugasnya, mereka lebih suka menunda-nunda dan menyembuhkan diri dengan bergaul dengan orang lain di tempat-tempat wisata dan menggunakan sosial media sebagai tempat untuk mereka menghibur diri mereka lagi.
Media sosial telah menjadi salah satu alasan terbesar mengapa anak-anak lebih tertekan daripada sebelumnya. Meskipun media sosial adalah alat untuk menghubungkan dan membentuk koneksi satu sama lain, itu tetap tergantung pada siapa yang menggunakannya dan bagaimana mereka melakukannya. Sejauh ini, media sosial menyebabkan masalah yang sangat besar daripada tujuan sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H