Mohon tunggu...
nizami
nizami Mohon Tunggu... Penulis - Rakyat

Jangan jahat sama kucing kampung, mungkin malaikat lagi nyamar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Menyikapi Gen Z

19 September 2022   05:07 Diperbarui: 19 September 2022   06:54 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya, apa itu Gen Z?

Berdasarkan tabel di atas, Gen Z adalah manusia yang lahir pada 1997-2012, lantas apakah hanya masalah "tahun lahir"?

Tentu tidak,

dengan medan yang berbeda, generasi ke generasi mengalami degradasi dengan sendirinya, tentu kita bisa bandingkan kualitas anak muda saat zaman presiden Soekarno adalah anak-anak bangsa terpilih yang tidak bisa tertandingi mental dan kecerdasannya. Tidak akan ada lagi Habibie Part 2, Galileo Galilei doppelganger, atau lebih singkatnya tak ada lagi yang seperti saya ataupun seperti anda. mirisnya, anak muda seperti zaman tersebut seolah tidak lagi "diproduksi" oleh semesta. 

Justru yang terjadi sekarang adalah anak muda yang terlalu mudah melakukan klaim pribadi tentang penyakit mental, tanpa memahami atau menanyakan secara psikologis kepada para ahli, timbul kita di sebuah titik tumpu.

Kenapa itu terjadi?

Karena kita sudah difasilitasi kemudahan.

Penulis akan menjabarkan kalimat bergaris tebal diatas pada akhir artikel.

Mudahnya akses pada segala hal, membuat kita mudah dan juga murah. Contohnya, ketika Ratu Elizabeth II wafat belum lama ini, banyak warga inggris tidak menghormati ratunya sendiri melalui candaan dan olokan di Twitter, padahal negara melarang show comedy untuk tayang selama beberapa hari bahkan bursa saham inggris ditutup untuk alasan menghormati kepergiannya.

Namun, di luar dari itu semua, saya membawa sebuah saran untuk menyikapi Gen Z;

dengarkan

dokpri A.N. Erlita
dokpri A.N. Erlita

Percakapan singkat antara adik dan kakak di atas menggambarkan satu hal, yaitu mendengarkan. Mungkin anda bisa melarang, memaksa, menyalahkan, namun, perlu diketahui bahwa pengetahuan sudah terbuka ke seluruh penjuru internet, ia hanya akan melawan anda dengan hal yang mungkin tidak lewat di fyp tiktok anda, atau tidak pernah anda pelajari di LKS seni budaya tapi mereka sudah mendahului melalui browsing, yang terjadi selanjutnya adalah rasa bersalah dan ketersinggungan anda, sebagai pihak yang lebih tua. Serangan terbaik adalah diam mendengarkan dan serangan terbaik adalah menyarankan, itupun belum tentu didengar.

Gen Z, tidaklah didesain untuk World War 2 atau menghadapi Black Plague atau dibentak, dimarahi, seperti zaman kita dahulu yang jika tidak menuruti pihak yang lebih tua, kita bisa di tampar sapu atau ditenggelamkan dalam bak mandi pukul tiga pagi, itu tidak akan terjadi karena Hak Asasi telah lahir di dunia, justru jika anda tetap bersikeras, mereka akan lebih keras, karena pola pikirnya berubah. Mereka didesain untuk hadir dan menikmati kedamaian, terbiasa dengan kenyamanan, melawannya hanya akan membuat tenaga anda terkuras tanpa makna.

End of line,

Penulis melanjutkan maksud dari kalimat tebal diatas melalui percakapan anak dan bapak.

"Nak, kamu pengen kaya?" sahut bapaknya

"Iya, Pak"

"Kenapa?"

"Ya enak, lah, kalau kaya, kita bisa beli apapun, lakuin apapun, sesuka kita"

"Ohh gitu, Nak, coba ya bapak mau tanya"

"Nanya apa?"

"Kamu dulu pernah beli kaset nggak?"

"Pernah lah, Pak"

Lantas Bapaknya melanjutkan "Kamu dengerin tiap hari nggak itu kaset?"

"Iyalah, belinya jauh, aku nabung juga, sampai semua lagunya aku hafal karena keseringan dengarin"

"Nah itu"

Si anak menggaruk kepalanya, "kenapa, Pak?"

"Kalau semuanya gampang, rasanya jadi biasa aja, jadi nggak berjuang"

Nizami,

2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun