Tanya seorang anak Sekolah Menengah Pertama yang baru mengenal dunia, sebari menghapus keringatnya,
"Lho memang kenapa, Nak?" Tanya bapaknya, lantas mencangkul tanah dengan berat, dengan jelas dari dekat terlihat urat di lengannya karena tak pernah libur.
"Aku bingung, Pak. Katanya harus yang seagama, tapi kemarin Pak Guru mata pelajaran agama mengambil uang sedekah jum'at, bagaimana, tuh, Pak?"
Bapaknya berdehem "Tolong ambilkan minum, Nak, kita sholat dzhuhur dulu" Si anak hanya menuruti bapaknya tanpa mengoceh tentang pembahasannya barusan
Ayah dan anak itu lahap menyantap nasi yang disiapkannya sedari dhuha oleh si ibu, mereka pun sholat dan masih belum membahas tentang tanda tanya anaknya itu.
Selepas sholat, mereka berdoa.
"Nak, kamu punya guru bahasa indonesia?"
"Punya, pak"
"Ngapain, memangnya kamu nggak bisa berbahasa indonesia?"
"EEE... bagaimana ya, mungkin supaya lebih memahami dan sadar akan kesalahan"
"Ya, itulah guru, harusnya, yang memahami dan sadar akan kesalahan" Jawab bapak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H