Mohon tunggu...
nizami
nizami Mohon Tunggu... Penulis - Rakyat

Jangan jahat sama kucing kampung, mungkin malaikat lagi nyamar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mardigu: "Orang Sukses Hanyalah Orang yang Selalu Kelaparan"

24 Agustus 2021   21:15 Diperbarui: 24 Agustus 2021   21:21 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom) 

Sebulan yang lalu, ada dua orang yang cukup vokal tentang entrepreneur, mereka adalah Pandji Pragiwaksono dan Mardigu Wowiek, melalui kanal youtube CNN Indonesia, Pandji menuturkan tentang resep kesuksesan seseorang, 

"Orang yang lulusan S1 luar negri mungkin akan gue ambil untuk di perusahaan gue, tapi orang yang lapar adalah yang gue cari"

Kira-kira demikian inti dari kalimat Mardigu.

Sepertinya, itu yang kurang dari bangsa kita, untuk menumbuhkan rasa butuh yang tinggi. Bahwa zona nyaman tidak selamanya aman. Terlepas dari berbagai opini dari dua pembicara diatas, tetap saja ilmu tidak bisa kita tolak.

Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom) 
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom) 

Solusi dari permasalahan pandemi, misalnya.

Deddy Corbuzier saja bisa kena padahal olahraga dan vitamin adalah nafas baginya, lantas masih saja ada stigma tentang kepalsuan corona virus. Berhenti nyaman di zona aman, kesehatan bukanlah jaminan, tapi setidaknya kita bisa sehat untuk mengurangi resiko atau mempercepat pemulihan.

ilustrasi https://www.hestanto.web.id/online-shop/
ilustrasi https://www.hestanto.web.id/online-shop/

Karena sepertinya, corona virus adalah penebang pohon ilegal yang takkan pernah menggunakan tebang pilih sebagai metodenya. Begitupun bisnis, kematian Giant dalam pasar retail sudah jelas menjadi pertanda terbesar bahwa yang bisa keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan keadaan adalah pemenang.

Tokopedia, Bukalapak dan beberapa online platform, untuk saat ini, merekalah yang menduduki tahta tertinggi pasar.

Jika manusia terus beranggapan bahwa, "Ah kan masih ada bokap, ngapain kerja" itu tandanya, ia akan mati pada zona nyamannya sendiri.

Jika kendalanya adalah guru, zaman ini kita selalu digurui oleh benda kecil bernama smartphone, lengkap dengan Google sebagai otaknya, tinggal kita sendiri, maukah mempelajarinya?

internet kill the expertise

Itu adalah istilah yang populer di luar Indonesia, puluhan tahun yang lalu. Dan sekarang Indonesia kebagian untuk merasakan bahwa banyak profesi yang ter"ganti" oleh keberadaan internet.

Maka tanya diri anda, sudah ngapain aja dengan internet?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun